*
"Aku gendong ke kamar mandi, ya?"
Javvad menawarkan dirinya untuk membantu Aleccia yang sejak tadi hanya meringkuk diatas tempat tidur sambil menarik selimut, wajahnya pun ikut ia tutup. Javvad bingung dengan tingkah istrinya sekarang, tapi mau tak mau ia harus berusaha mengerti karena perbuatannya semalam mungkin menjadi alasan kuat istrinya jadi seperti itu.
Kamar mereka juga tampak sangat amat berantakan, Javvad semalaman sudah seperti kesetanan tidak memberi ampun pada istrinya. Setiap sudut ruangan itu ia jadikan tempat mereka bersenggama, mengingatnya lagi Javvad jadi pening.
"Katarina" Javvad masih berusaha mengajak istrinya untuk keluar dari persembunyiannya, dia duduk ditepi kasur sembari mengelus selimut yang menutupi badan Aleccia "Aku minta maaf tentang semalam" ucapnya tenang. Ah kalimat itu sudah yang keempat kalinya Javvad ucapkan pagi ini, dan reaksinya juga tetap sama Aleccia diam tanpa menjawab permintaan maafnya.
Si milku benar benar ngambek!
Javvad jelas merasa resah, dia mengakui dirinya kelewat batas melakukannya tanpa memikirkan lelahnya istrinya. Dan sekarang rasanya impas melihat Aleccia diam meringkuk tanpa berniat melirik dirinya.
"Katarina, maafin aku ya?"
Tak ada jawaban, Javvad menarik selimut "Aku mandiin" katanya langsung mengangkat tubuh lelah Aleccia tanpa aba aba. Racauan dari bibir manis itu terdengar kurang menyenangkan ditelinga, berbagai macam sumpah serapah diucapkan Aleccia agar Javvad melepasnya dari gendongan dipunggungnya.
"Brengsek! Lepasin! Aku gak mau mandi sama kamu! Lepas Javvad! Aku bisa sendiri! Sialan bajingan"
Dan berbagai macam lainnya, Javvad hanya bisa diam enggan membalasnya. Dia tahu dia salah tapi mengatai-ngatainya seperti itu juga tidak pantas, Aleccia ini mulutnya memang harus disekolahkan.
"Keluar!"
"Gak mau, aku mandiin kamu"
"GAUSAH! AKU BISA MANDI SENDIRI!!"
"Tapi pasti sakit.."
"SAKIT BUKAN LUMPUH BRENGSEK"
Javvad menghela napas panjang "Aku tau kamu marah tapi jangan seenaknya kamu ngatain aku brengsek, sialan, bajingan. Aku ini suami kamu! Mulut kamu dijaga!".
Raut wajah yang marah kini berubah menantang, Aleccia melempar botol shampoo nya kearah Javvad "NGOMONG LAGI SINI! KAMU JUGA KALAU MARAH YA MARAH AJA GAK USAH PERKOSA ISTRI ANJING" dia mengancam ingin melempar botol sabun lagi.
"Kamu istriku bukan istri anjing"
"TAU AH GOBLOK"
Javvad menghela napas pasrah, dia membawa Aleccia masuk kedalam kamar mandi dengan hati hati. Dengan penuh rasa sayang dia membantunya bersandar didalam bathub "Kamu diam dulu, aku ambilin sabun" katanya dengan nada lembut sementara tangannya memutar keran agar mengisi bathub dengan air hangat.
Aleccia tak menjawab apapun, hanya diam dengan wajah cemberut dan tangan yang dilipat didada.
"Gak usah kayak anak kecil begitu, nanti aku beliin yang kamu mau"
"Pembohong"
"Kapan aku bohong sama kamu?"
"Gak tau, pikir aja sendiri"
Gelengan pasrah disertai kekehan kecil dari Javvad membuat Aleccia yang lagi sensitif jelas makin kesal "Apa ketawa ketiwi? Dikira lucu?"
Javvad tak menjawab lagi, dengan telaten tangannya mengurus Aleccia yang sejak tadi banyak sekali racauan dan sumpah serapahnya. Javvad sebenarnya tidak sesabar itu, tapi karena dia tahu dia salah makanya harus bertanggung jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Shall I Stay?
Fiksi Umum▪︎ on going Siapapun akan memiliki respon yang sama jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak terpikirkan. Menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana jika pernikahannya berakhir tragis? Atau drama perseling...