*
Rasanya beda, sangat beda dari pagi biasanya.
Javvad bangun lebih dulu seperti biasa, ia pun sudah selesai mandi dan bersiap siap untuk segera kekantor. Javvad bangun pukul 5 pagi, ia menyempatkan diri untuk memasak sarapan istrinya, lalu dia pun sarapan lebih cepat karena sepertinya tidur Aleccia sangat nyenyak.
Sarapan sudah diatur rapih diatas meja, hanya menunggu baginda ratu yang bangun dari tidur lelapnya.
Javvad melirik jam dinding dirumahnya, sudah hampir jam 7 artinya ia akan segera pergi kekantor sebentar lagi. Sebelum pergi, pria itu kembali memasuki kamar tidurnya bersama Aleccia dan menatap istrinya lamat. Batinnya tak pernah cukup mengucapkan rasa syukur setidaknya Aleccia sudah mau menurunkan ego nya sendiri.
"Katarina, saya berangkat kerja dulu. Sarapan kamu ada di meja" bisik Javvad, lalu berbalik hendak pergi namun tangannya ditarik lagi oleh Aleccia.
"Javvad! Bentar dulu" si istri bergumam kecil dengan suara kantuknya memanggil Javvad.
Melihat tangannya yang pegang erat oleh sang istri akhirnya membuat Javvad mengalah dan duduk ditepi kasur, Javvad sedikit kaget melihat Aleccia memeluk lengannya erat.
"Jangan kekantor please. Temenin saya dirumah, kamu kan janji semalam mau didik saya jadi istri yang baik kok sekarang malah pergi kekantor"
Javvad hanya bisa menghela napas berat, lalu mengusap punggung tangan istrinya "Saya kedatangan client dari luar negeri, tidak mungkin mereka saya suruh pulang kan?" Katanya.
Aleccia membuka matanya perlahan, mengerjapkan beberapa kali agar bisa melihat wajah Javvad yang duduk dihadapannya. Bibirnya berkerucut lucu karena secara tidak langsung ia baru saja ditolak mentah mentah oleh suaminya.
"Ya udah kalau emang gitu, tapi Javvad.. pulangnya jangan lama lamaaa saya mau kelas siang sama kamu"
"Kelas siang?"
Gadis itu mengangguk, mengucek matanya sebentar lalu bangkit dari baringnya. Kepalanya ia jatuhkan dipundak Javvad "Semalam kan kata kamu itu kelas malam, berarti ada kelas pagi dan siang" jawabnya.
"Kamu atur saja jadwal kelas pagi siang dan malam sesuai kemauan kamu. Biar saya coba atur waktu juga, sekarang saya gak bisa lama lama karena sebentar lagi client saya akan datang. Tidak mungkin tamu saya menunggu, kan?"
Mendengar itu lagi lagi Aleccia hanya bisa membalasnya dengan anggukan pasrah, lalu ia dengan sengaja menghirup aroma Javvad "Kamu wangi banget! Kok wangi banget Javvad! Kamu ngapain sih dikantor hah? Jangan jangan client kamu cewek seksi terus kamu.."
"Katarina"
Aleccia menutup mulutnya rapat, memang dasarnya suka nyerocos jadi susah ngontrol mulut sendiri "Sorry. Tapi kamu kenapa harus sewangi itu sih! Kan bisa gak perlu pakai parfum banyak" katanya sedikit tenang walaupun masih tersirat rasa kesal disana.
"Saya setiap hari memang begini, kamu saja yang baru cium wangi nya. Client saya laki laki jadi tidak perlu pikir yang aneh aneh. Atau kalau kamu mau, boleh susul saya ke kantor"
Penjelasan Javvad barusan membuat Aleccia berpikir sejenak, ada keinginan untuk ikut Javvad kekantor tapi setelah diingat kejadian terakhir mereka malah bertengkar hebat, Aleccia mengurungkan niatnya. Bukan karena Javvad, tapi rasanya masih malu bertemu dengan karyawan yang melihatnya keluar dari ruangan Javvad dengan wajah hampir menangis.
Mau ditaruh dimana muka Aleccia nanti? Huft.
Dan akhirnya si cantik itu menggeleng pelan "Saya dirumah aja, lagi pengen tidur nungguin kamu pulang" ucapnya yang langsung mendapat anggukan paham dari sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Shall I Stay?
General Fiction▪︎ on going Siapapun akan memiliki respon yang sama jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak terpikirkan. Menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana jika pernikahannya berakhir tragis? Atau drama perseling...