*
Badai kecil dalam rumah tangga adalah hal yang tidak bisa dihindari pasangan manapun, Aleccia dan Javvad pun begitu. Pernikahan yang sejak awal memang selalu dibumbui rasa kesal, benci dan tidak percaya satu sama lain menjadi salah satu alasan mengapa diantara mereka sulit untuk membangun kepercayaan yang dalam.
Tipikal seperti Aleccia yang keras kepala dan tidak terima jika disalahkan harus bertemu dengan Javvad yang keras hati dan menolak penjelasan orang lain jika sudah dibaluti perasaan kecewa.
Javvad sudah membangun kepercayaan untuk istrinya, bahkan sudah siap untuk menceritakan kisah hidupnya dan masalah apa saja yang pernah ia alami semasa hidup. Namun kejadian semalam berhasil meruntuhkan pondasi kepercayaannya, semua nya hancur lebur dan mungkin tidak tersisa lagi.
Ini bukan tentang harga atau berharga benda itu, namun yang disayangkan oleh Javvad ialah jawaban Aleccia yang tidak masuk diakal. Bagaimana bisa gelang yang dipesan Javvad langsung ke negeri orang sampai ia harus menunggu sehari penuh untuk mendapatkan hasil yang sempurna itu kini menjadi alasan perdebatan sengit antara dirinya dan Aleccia.
Gelang bermotif bunga aster berwarna putih itu didesain khusus oleh pemiliknya karena keinginan dari Javvad sendiri. Seperti katanya, benda itu akan ia berikan untuk Aleccia disaat ia benar benar sudah memantapkan perasaannya dimasa nanti. Namun semuanya berantakan, Aleccia sudah lebih dulu memiliki benda itu dengan cara yang tidak pantas dan rendahan.
Javvad benar benar tidak habis pikir dengan kelakuan istrinya. Begitulah sudut pandang dari Javvad setelah pertengkaran malam tadi terjadi, kendati demikian ia tidur disofa ruang tamu demi menghindari kontak fisik dengan sang istri.
Sementara itu, Aleccia juga berpikir hal yang sama. Dia sama sekali tidak pernah menyentuh benda penting milik Javvad apalagi sampai mencuri, bagaimanapun sikapnya Aleccia juga dibesarkan oleh orang tua yang paham baik buruknya perilaku seseorang. Tidak mungkin Agra dan Isabelle mengajarkan hal bodoh seperti itu.
Apalagi berkaitan dengan suaminya sendiri. Juga, benda yang maksud Javvad, Aleccia memang sudah memilikinya sebelum ia bertemu dengan Javvad.
Namun ia lupa kapan jelaskan barang berbentuk gelamg itu ada bersamanya.
"Pagi kak Javvad"
"Iya"
Sapaan disertai senyuman itu diberikan Adrian untuk kakak iparnya yang tengah diam duduk disofa sendirian. Javavd sendiri sengaja menghindari Aleccia sejak malam tadi, kondisi hatinya sedang tidak baik dan berpotensi kembali terjadinya perang dingin diantara mereka berdua.
Berbeda dengan Javvad yang tidak ekspresif, Adrian justru sejak tadi sibuk mengajak kakak iparnya itu untuk berbicara dengannya "Kak Javvad, kak Ale mana ya? Tumben gak keliatan" tanya-nya.
"Dikamar" jawab Javvad seadanya, dia meraih ponselnya dan berusaha menyibukkan diri.
Disebelahnya, Adrian mengangguk paham "Kak, boleh nonton film gak?".
Javvad mengangguk saja tanpa menoleh. Terserah adik iparnya mau berbuat apa, terpenting tidak bising dan tantrum seperti Aleccia.
Tak berselang lama dari Adrian yang mulai menonton film, pintu kamar Javvad terbuka dan menampakkan sosok Aleccia yang rupanya baru selesai mandi karena rambutnya yang seperti baru saja kering. Gadis itu melirik Adrian yang sangat serius menonton film. Kemudian atensinya berpindah pada sosok disebelah Adrian, yaitu suaminya sendiri. Pria itu sibuk dengan ponselnya, entah apa yang tengah dilakukannya.
"Kak Ale, nonton sini" panggil Adrian.
Aleccia jadi kikuk sendiri, ia mengulum bibirnya "Ehm, kamu nonton aja, kakak mau ke kamar lagi" katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Shall I Stay?
General Fiction▪︎ on going Siapapun akan memiliki respon yang sama jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak terpikirkan. Menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana jika pernikahannya berakhir tragis? Atau drama perseling...