*
"Uhmm"
Gumam kantuk dari seorang gadis cantik yang masih bergulat dengan bantal itu mengalihkan perhatian seorang Javvad Haris Leeroy. Walaupun matanya fokus pada laptop, namun ia tahu apa yang sedang terjadi dikasur tidurnya.
"JAVVAD!"
"Berisik"
Aleccia mengerjapkan matanya beberapa kalo, decakan sebal itu terdengar setelah ia mengucek matanya untuk memastikan Javvad sedang apa diruangan itu. Oh, ternyata masih sibuk dengan kerjaan.
Dikiranya tadi Javvad sedang menyiapkan sarapan, atau sedang mandi dikamar sebelah.
Kadang Aleccia tuh bingung sama pola pikir suaminya itu. Mereka kan sudah menikah, kenapa Javvad masih belum terbuka dengannya? Kenapa Javvad selalu bersikap seakan akan Aleccia tuh tidak bisa bantu apa apa? Ya memang sih. Tapi kan sebagai istri Aleccia juga tidak mau terus terusan seperti ini.
Ingat ya! bukan karena sayang atau cinta, tapi aneh saja hubungan mereka semakin hari semakin canggung saja.
"Javvad! Kamu gak ke kantor ya?"
Javvad menggeleng tanpa menoleh pada sang penanya.
"Kenapa?" Tanya si istri lagi.
"Lagi menghindari masalah, jadi lebih baik dirumah saja. Oh iya Katarina, pagi ini kita makan roti selai dulu. Saya lagi banyak kerjaan jadi tidak sempat buat sarapan atau masak"
Aleccia hanya bisa mengangguk pasrah, padahal dia sedang ingin makan sushi buatan suaminya tapi memang dasarnya Javvad lebih mementingkan kerjaan dari pada perut lapar istrinya. Gadis itu mulai beranjak dari kasur tidur, melangkah keluar dan segera menuju kamar disebelah.
Aleccia harus mencuci muka, sikat gigi juga memakai skin care. Kebiasaan nya ini sudah dilakukan sejak ia masih menginjak bangku SMP. Aleccia memang pandai merawat dirinya sendiri, memanjakan tubuhnya dengan perawatan mahal. Semua itu didukung penuh oleh Isabelle tentunya, wanita itu ingin anak gadisnya menjadi perempuan yang feminim dan tidak bergaya tomboy.
Istri Javvad itu memang tidak tomboy, tapi marahnya akan mengalahkan singa betina yang sedang mengamuk. Sangat amat galak dan suka kdrt.
Merasa dirinya mulai segar dan bersih, Aleccia akhirnya menuju dapur. Membuatkan sarapan untuk nya juga Javvad, senandung kecil terdengar merdu. Tangannya dengan telaten mengoles selai strawberry untuk roti miliknya dan selai nenas untuk Javvad.
Sekedar info, Javvad melarang keras ada Aleccia untuk mengemil coklat, apapun jenis coklat Javvad tak memberi izin. Katanya coklat itu akan membuat seseorang candu dan akan terus menerus menyetoknya. Susu strawberry milku sudah cukup untuk Aleccia, pikir Javvad.
"Javvad, ini sarapannya. Dimakan dulu"
Javvad hanya mengangguk saja, meraih sarapan buatan istrinya. Matanya masih fokus pada laptop kerjanya.
Aleccia hanya diam duduk di depan Javvad sambil terus mengunyah sarapan-nya. Dilihatnya bagaimana alis Javvad hampir menyatu karena ketelitian pria itu dalam bekerja.
"Kamu kayaknya sibuk banget"
"Iya"
"Javvad!"
"Hm"
"Kamu beneran gak mau bawa saya ketemu keluarga besar kamu ya?"
Kepala Javvad sedikit bergerak miring, menatap istrinya yang baru saja berbicara tentang kelaurganya.
"Untuk apa?"
Aleccia bingung harus menjawab apa lagi, sepertinya topik ini sedikit sensitif untuk suaminya. Aleccia sebenarnya mendapat pesan lagi dari mertuanya pagi ini, katanya sih ingin mengajak pergi belanja bareng. Tapi Aleccia enggan mengatakannya pada Javvad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Shall I Stay?
Fiksi Umum▪︎ on going Siapapun akan memiliki respon yang sama jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak terpikirkan. Menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana jika pernikahannya berakhir tragis? Atau drama perseling...