*
Seiring berjalannya waktu, hubungan yang dibangun Aleccia dan Javvad kian hari kian erat. Artinya perasaan mereka bisa saja tumbuh diwaktu yang tidak terduga.
Mungkin saja hari ini? Atau besok atau mungkin suatu hari nanti.
Hanya saja, baik Javvad maupun Aleccia memiliki cara masing masing memperlihatkan apa yang mereka rasakan untuk satu sama lain.
Aleccia mungkin akan lebih blak blakan dan banyak memberikan effort untuk hubungannya dan Javvad.
Berbeda dengan Javvad yang cenderung lebih diam dan memantau keadaan istrinya tanpa harus mengeluarkan banyak energi. Karena Javvad sudah hafal betul bagaimana sifat Aleccia yang suka heboh dan banyak drama. Disamping itu Javvad juga memikirkan apa yang terbaik untuknya dan Aleccia, walaupun kadang mereka bisa bertengkar karena istri nya itu tidak setuju dengan keinginannya, Javvad tetaplah Javvad ia sama sekali tidak peduli jika Aleccia protes.
Seperti yang terjadi sekarang, beruntung hari ini adalah hari libur. Hari sabtu dan minggu adalah waktu yang tepat untuk mereka berdua menghabiskan waktu diluar, atau tepatnya dirumah keluarga Aleccia. Alasannya sudah jelas karena permintaan dari mertua Javvad sendiri.
"Kirain kalian datangnya agak siangan.. Bi Imah belum sempat bersihin kamar buat kalian berdua"
Javvad tersenyum tipis menanggapi Agra yang langsung menyambut kedatangannya dan Aleccia "Gak masalah Pah, nanti saya dan Aleccia bisa bersihkan sendiri kamarnya" katanya.
Aleccia disebelahnya sontak menyenggol lengan Javvad "Apaan sih! Kita disini tuh tamu, harusnya kita datang tinggal duduk dan makan. Kok malah bersihin kamar sih!" Bisiknya.
"Ish! Saya gak suka bersihin kamar yang berdebu! Nanti saya bersin bersin gimana?"
"Ya sudah kamu tunggu disini, biar saya yang bersihkan"
Javvad beranjak dari duduknya, ia melangkah menuju kamar tidur milik Aleccia dirumah ini. Karena istrinya yang manja seperti tuan putri itu tidak mau menyentuh debu, jadi mau tak mau Javavd yang harus turun tangan.
Padahal ini rumah Aleccia, tapi yang harus membersihkan Javvad. Memang anak itu.
"Loh Javvad mau kemana?" Tanya Agra pada putrinya yang masih duduk manis menatap kepergian sang suami.
"Mau bersihin kamar. Papah sih! masa gak suruh bi Imah bersihin kamar sebelum aku datang. Kan aku sama Javvad bakal nginep disini" jawab Aleccia, kedengarannya seperti sedang protes dengan situasi yang terjadi.
"Ya gimana, Papah kira kalian datangnya sore. Ternyata malah pagi, jadi ya gitu... mending kamu bantuin suamimu sana"
"Papah kan tau aku gak suka ada diruangan berdebu!"
Agra menghela nafas menatap putrinya yang selalu saja protes "Terus kamu pikir Javvad suka ada diruangan berdebu? Sendirian lagi" balasnya. Ia bahkan sengaja mengompori anaknya, karena jika tidak begitu Aleccia pasti bersikeras untuk tidak membantu Javvad.
"ISH! YAUDAH AKU BANTUIN JAVVAD"
Tawa Agra lepas kala melihat putrinya bergegas pergi menuju kamar dengan hentakan kaki yang dibuat buat.
"Karel, adikmu yang satu itu gak pernah berubah" gumam Agra pelan.
-
"Kamu serius mau bersihin ini semua, mending suruh bi Imah aja Javvad"
Javvad menoleh pada sang pemilik suara yang kebetulan juga pemilik ruang tidur yang tengah dibersihkan olehnya itu. Kamar Aleccia memang tidak berantakan, namun lumayan banyak debu yang bersarang disana. Mungkin karena tidak ada yang menempati lagi jadi Agra maupun penghuni rumah yang lain sudah tidak masuk kesana, terkecuali memang Aleccia datang untuk menginap bersama Javvad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Shall I Stay?
General Fiction▪︎ on going Siapapun akan memiliki respon yang sama jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak terpikirkan. Menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana jika pernikahannya berakhir tragis? Atau drama perseling...