29. Evil

1.1K 141 18
                                    

*

"Javvad!"

"Ya"

Aleccia baru saja keluar dari kamarnya, ia menuruni tangga seraya memanggil suaminya berulang kali. Karena rumahnya sedang sepi jadi dia bisa teriak teriak sesuka hatinya tanpa harus mendengar teguran nyelekit dari Isabelle.

Gadis itu mendengar suara Javvad dari arah dapur maka ia segera berlari kecil menuju suaminya, senyumnya terukir lebar setelah sadar ternyata Javvad sudah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua "Oh my God! Udah lama banget gak makan nasi goreng buatan kamu!" Serunya kemudian menarik piring disebelah Javvad "buat saya kan?" Tanya nya memastikan.

"Iya, memangnya buat siapa lagi?"

"Ya siapa tau kamu buat dua porsi untuk kamu sendirian"

Javvad tak menyahuti lagi, ia duduk disebelah Aleccia. Dia melirik sedikit lalu menarik kursi istrinya agar mendekat padanya "Makan yang pelan, jangan kayak tikus rakus" katanya.

"Gak usah mulai, masih pagi udah cari masalah" cibir Aleccia mulai memasuki satu sendok makan nasi goreng buatan Javvad kedalam mulutnya.

"Mau liburan gak?"

"Hm?" Si cantik itu menoleh, rambutnya yang masih agak basah sedikit mencipratkan air ke wajah Javvad.

"Liburan di swiss, mau?"

"MAU!" Aleccia melotot lebar, ia melompat dari tempat duduk dan langsung memeluk Javvad dari belakang, tak lupa kecupan kecupan manis yang ia berikan untuk suami tercinta "Akhirnya! Honey moon!" Ucapnya setengah teriak.

"Ssst! Jangan teriak"

Bugh!

"Orang lagi seneng biarin aja kali. Party pooper banget kayak haters" cibir Aleccia pada Javvad namun tangannya masih melingkar dipinggang suaminya.

Ngomong ngomong Javvad memang sengaja mengajak istrinya pergi keluar negeri untuk libura atau bisa dibilang Honey Moon, karena mengingat banyaknya masalah yang terjadi akhir akhir ini pasti bisa menekan mental istrinya yang selalu eskpresif itu. Javvad hanya tidak mau Aleccia yang se-ekspresif itu harus tiba tiba diam karena masalah yang dihadapinya.

Sebisa mungkin Javvad berusaha untuk istrinya. Walaupun Aleccia tidak begitu banyak membantu, tapi hanya dengan omelan dan moodnya yang tidak jelas itu sudah cukup mewarnai hari hari Javvad. Javvad tahu betul istrinya bagaimana, perempuan yang sekarang tengah memeluk nya erat adalah seseorang yang tidak pernah Javvad  bayangkan sebelumnya.

Perempuan yang sewaktu itu pernah berkata tidak sudi untuk menyentuhnya kini sedang gelendotan dengan wajah manyun.

"Kenapa manyun begitu? Seperti bebek"

"ORANG KALAU MANYUN ITU BERARTI MAU CIUM! MASA GITU AJA GAK TAU! SEKOLAH DIMANA SIH.."

"Gak ada disekolah diajarin kode kalau mau ciuman itu bagaimana"

Lirikan tajam itu diberikan Aleccia untuk Javvad. Dia mencubit pinggang Javvad dengan cubitan kecil "Ngeselin terus" katanya, tak lama sang korban meringis kesakitan.

Badan Javvad itu besar dan keras tapi kalau sudah kena kekerasan dari tangan kecil Aleccia rasanya seperti disengat lebih sakit dari sengatan lebah. Tangan kecil itu walaupun mungil dan lentik tapi seperti menyimpan kekuatan super.

Javvad refleks menjauh dari istrinya "Kamu, suka sekali pakai kekerasan.." ujarnya.

"Gitu aja marah.. kamu masukin saya pertama kali jauh lebih sakit!"

Oh, Shall I Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang