*
Setelah hampir 1 jam perjalanan, akhirnya dua insan yang tengah berbulan madu itu sampai di Villa tempat mereka tinggal 3 hari belakangan. Hari ini adalah hari terakhir mereka berlibur disini, jadi mungkin akan melakukan sesuatu yang akan terukir di memori mereka sepanjang masa.
Javvad membuka pintu masuk dan mempersilahkan Aleccia agar masuk lebih dulu dan dirinya mengikuti dibelakang. Javvad kembali menutup pintu dan menguncinya "Kamu tadi ngasih nomor siapa ke dia?" Baru sampai, lelaki itu sudah menanyakan sesuatu yang sejak tadi mengganggu pikirannya.
"Mau tau aja atau mau tau banget"
"Mau tau banget"
Aleccia terkikik geli, ia melepas sepatu dan kaos kakinya. Matanya melirik Javvad sekilas lalu masuk kekamar, ia menarik Javvad masuk "Mandi dulu yuk" ajaknya segera.
"Mandi bareng?"
"Iya! Kenapa? Gak mau?"
"Mau, tapi nanti bakal lama lagi kan kita masih harus kemas barang"
Gadis berdecak, tangannya mendorong tubuh Javvad agar masuk kedalam kamar mandi "Nanti aja ah! Ini masih sore" ucapnya.
Javvad hanya bisa pasrah dengan keinginan istrinya yang makin hari makin gila. Ya walaupun sebenarnya ide mandi bareng ini awalnya dari Javvad, katanya sih "ide brilliant" eh ternyata malah kebablasan dan terus terusan mandi bareng selama waktu honeymoon mereka. Padahal sebelum sebelumnya mereka mungkin tidak pernah sampai mandi bersama, pernah sekali tapi setelah itu Javvad tak pernah mengajak Aleccia lagi karena istrinya itu mengomel sepanjang kegiatan mereka.
Mungkin saat itu moodnya sedang berantakan, sehari setelah kejadian mandi bareng itu Aleccia langsung badmood seharian karena datang bulan.
"Mau di bathub?"
Aleccia mengangguk, ia mengikuti Javvad yang sudah masuk lebih dulu. Air yang hangat bersama orang tersayang, Aleccia tersenyum senang. Ditariknya tirai yang menutup jendela besar di sana, menampakan pemandangan indah "Disini tuh indah banget.. ya Javvad" katanya.
Javvad yang tengah sibuk mencari posisi aman hanya mengangguk sekilas "Iya indah" jawabnya singkat.
Gadis itu menoleh "Kamu ngapain sih! Sibuk banget kayaknya" serunya mulai berisik lagi. Ya gimana gak berisik kalau Javvad dari tadi sibuk sendiri dengan kegiatannya.
"Udah"
Merasa balasan dari Javvad tak sesuai dengan pertanyaannya, Aleccia berdehem singkat saja. Ia duduk didepan Javvad dan menyandarkan punggungnya di dada suaminya itu "Nanti beli yang kayak gini juga buat di apart Javvad, seru nih kalau kita mandi bareng" katanya membuka topik obrolan baru.
Bersama Aleccia dijamin topik pembicaraan tidak akan pernah garing atau canggung. Gadis itu tahu cara mencairkan suasana, jangankan itu memanas manasi Javvad saja dia jagonya.
Dibelakangnya Javvad tersenyum kecil, tangan lelaki itu sudah mengusap lengan telanjang Aleccia dan menhirup aromanya "Iya boleh, tapi lebih bagus lagi kalau kita beli untuk dirumah sendiri" suaranya yang berat pertanda jiwa kelaki-lakian sedang menggebu.
"Emangnya kamu udah ada rencana bangun rumah sendiri?"
Javvad menggeleng, menyentuh helaian rambut tebal istrinya "Kalau bangun rumah jelas prosesnya lama, jadi saya udah siapkan list beberapa rumah yang mungkin akan saya beli untuk kita tinggali nanti" jawabnya.
"Enak ya punya uang hasil kerja keras sendiri, bisa beli ini itu tanpa mikirin nanti kalau habis cara minta lagi gimana"
"Nanti kalau kamu kerja di kantor saya, saya gaji kamu seperti karyawan lain. Biar kamu bisa rasa juga gimana capeknya kerja dibayar dengan gaji yang sepadan dengan hasil kerja kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Shall I Stay?
General Fiction▪︎ on going Siapapun akan memiliki respon yang sama jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak terpikirkan. Menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana jika pernikahannya berakhir tragis? Atau drama perseling...