*
Rencana liburan semuanya batal, agenda mereka rusak karena cuaca yang benar benar tidak mendukung untuk sekedar jalan jalan disekitar puncak. 2 hari ini mereka hanya berdiam diri di villa, tidak sempat ketempat wisata manapun karena hujan deras yang mengguyur, juga kabut yang lumayan tebal menghalangi jalanan.
Tapi, syukurlah pagi ini kabut sudah mulai tipis. Karena tak mau berlama lama disini lagi, ditambah cuaca yang belum jelas kapan akan turun hujan lagi, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke jakarta lebih cepat dari waktu yang seharusnya.
Laskar bahkan sampai harus meminta maaf pada teman temannya karena ide nya lah mereka bisa sampai ditempat ini. Belum lagi insiden kerusakan listrik malam tadi di villa. Huh banyak sekali kejadian diluar kuasa mereka selama weekend 2 hari ini.
Mobil Laskar didepan, diikuti mobil Javvad dan Aleccia, terakhir Jemian dan Winona dibelakang mereka.
"Tau begini mending kita kerumah orang tua kamu saja"
Aleccia melirik suaminya sekilas, nampak raut wajah kesal disana "Minggu depan kan bisa, lagian udah jalan pulang juga. Gak perlu ngeluh" balasnya.
Javvad hanya diam saja, sebaiknya ia fokus pada jalanan. Sedangkan istrinya mulai membuka tas dan mengeluarkan make up dan sejenisnya "Mau singgah makan dulu kan?" Tanya Aleccia.
Javvad mengangguk saja menanggapi istrinya yang sudah sibuk touch up seraya melihat kecantikannya dari kaca yang memamg dibawa nya dari rumah. Javvad pun tak pernah melarang Aleccia untuk membawa benda henda seperti itu, selagi istrinya senang dan tak berisik ia akan maklumi.
"Javvad"
"Hm"
"Jemian tuh sepupu kamu dari Mamah atau Papah?" Gadis itu bertanya lagi, kini ia sudah menutup bedak nya dan menyimpannya kembali kedalam tas branded miliknya.
"Dari mamah"
Aleccia ber-oh ria "Pantesan dia beda, saya perhatiin dia tuh emang banyak omong terus gak kaku juga. Beda sama kamu, ngobrol sama saya aja suka irit kata" balasnya.
"Ngapain kamu perhatiin dia?" Tanya Javvad balik.
Mata Aleccia melirik penuh curiga pada suaminya "Kamu cemburu ya! Ternyata kamu bisa cemburu ya?! Omg" ucapnya heboh.
"Bukan cemburu, tapi gak sopan banget kamu perhatiin laki laki yang sudah punya pasangan"
Raut wajah itu seketika berubah, ingin sekali Aleccia melayangkan pukulan diwajah tampan suaminya itu, tapia ia urungkan niatnya "Ish! Saya perhatiin nya bukan karena mau ngedeketin juga kali! Ya namanya juga ketemu orang baru, pasti sadar dong sama sifat dan karakternya" imbuhnya sedikit tak terima seakan Javvad baru saja menuduhnya.
"Tau apa kamu tentang sifat dan karakter seseorang?"
"JAVVAD DIEM DEH! NGEJAWAB MULU!!"
"Saya kan cuma tanya"
"Gak usah tanya yang gak penting!"
Tidak ingin keributan itu berakhir semakin buruk, Javvad akhirnya memilih untuk mengalah dan tidak membalas lagi pada istrinya.
Ting!
"Katarina tolong cek ponsel saya, ada pesan masuk"
Aleccia mengangguk, mencari ponsel Javvad yang sempat dititipkan kepadanya "Dari papah kamu.. katanya..-"
Belum sempat ia membaca isi pesannya, Javvad sudah lebih dulu merampas benda itu dari tangannya. Mata Aleccia mendelik tajam pada sang suami, seperti ada yang mencurigakan saja!
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Shall I Stay?
General Fiction▪︎ on going Siapapun akan memiliki respon yang sama jika harus dihadapkan dengan sesuatu yang tidak terpikirkan. Menikah dengan seseorang yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya, bagaimana jika pernikahannya berakhir tragis? Atau drama perseling...