O7

3.3K 539 27
                                    

「 First meet, Classmate? 」

꒰ 'Cause you could be the beauty and i could be the monster ꒱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꒰ 'Cause you could be the beauty and i could be the monster

   Gadis cantik bersurai (h/c) yang berperan sebagai mc di book ini berjalan menyusuri lorong panjang yang lumayan sunyi. Asrama putri tergolong cukup sepi karena kamar milik [Name] berada agak jauh dari lorong utama.

Kamar nomor 208 adalah single room, dikarenakan jumlah siswi tahun ini yang ganjil membuatnya mendapat kamar sendiri tanpa adanya sharing kamar. Sebenarnya itu tak masalah karena ia juga butuh privasi dan..

Tinggal sendiri — sepi — lebih cepat tidur.

Berhubung di dunia ini tidak ada yang namanya teknologi internet, hal yang ia habiskan sekedar minum teh atau kopi sambil membaca buku atau mengerjakan tugas. Selebihnya ia bisa istirahat alias tidur.

Turu pride.

Kaki jenjang milik gadis cantik itu melangkah ke kelasnya, dalam hati ia sudah merapal mantra jauh-jauh dari mc yang sebenarnya alias Mash Burnedead.

Gadis bernetra (e/c) itu sebenarnya masih kepikiran tentang wawancara beberapa hari yang lalu saat ujian masuk.

"Apa jawabanku berlebihan..ya..?" gumamnya sambil memeriksa beberapa lembar kertas sebelum memasuki kelasnya.

Yang sebenarnya terjadi saat wawancara bersama kepala sekolah Wahlberg..

"Sekarang kita akan mulai wawancara, untuk [Name] Chartreuse." ucap Wahlberg.

"Onegaishimasu.." balas [Name] dengan menunduk sopan.

"Pertama, aku ingin tahu kenapa kau memilih sekolah kami." ujar Wahlberg menatap gadis bersurai (h/c) yang berada di bawah sana.

"Saya ingin menjadi visioner suci." jawabnya singkat.

'Astaga aku- aku benar-benar menjawab asal!' batinnya menjerit tak karuan.

"Saya dengar Akademi Sihir Easton cukup terkenal di kalangan masyarakat di sini. Jika Akademi Walkis selalu mengasah sihir hingga maksimal, dan Akademi Sihir Easton yang menjunjung prinsip tersendiri.."

Gadis cantik itu menghela nafas sebelum menatap Wahlberg dengan mantap.

"Saya akan memilih Akademi Sihir Easton karena saya yakin di sini saya bisa mengasah sihir saya dan mengejar jalan saya menjadi visioner suci, dan menjalankan apa yang sudah saya impikan." jelasnya dengan tegas.

Wahlberg terdiam, gadis di depannya punya prinsip tersendiri. Wahlberg tersenyum kemudian menatap gadis muda yang akan menjadi siswi di akademinya.

"Apa yang kau impikan?" tanya Wahlberg.

Gadis di depannya termenung kemudian menarik nafas perlahan.

"..menghilangkan diskriminasi pada kaum yang tak memiliki sihir dan mengembalikan kepercayaan kaum peri kepada manusia."

❝ 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐞𝐝  ❞  || 𝐌𝐚𝐬𝐡𝐥𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang