O3

3.9K 557 21
                                    

「 After 13 Years 」

「 After 13 Years 」

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꒰ 🍀 ꒱

13 tahun berlalu semenjak Laven merawat [Name] yang merupakan anak asuhnya. Gadis 13 tahun dengan jiwa yang lebih tua dari raganya itu lama kelamaan merasa bosan pastinya dengan hidupnya. Memang ia ingin hidup aman tanpa konflik, tapi jika terlalu monoton juga rasanya...ada yang kurang.

Netra (e/c) milik gadis cantik itu memandang kristal pengetahuan yang tertutup akar-akar tipis yang melindunginya. Setelah latihan rutinnya dengan sang ibu angkat, ia selalu memandangi kristal tersebut, jika jenuh ia akan beralih menatap langit atau pemandangan kota yang jauh di sana.

"Saya...ingin ke kota.." gumam kecil sang nona.

Sonya, tangan kanan Laven yang bertugas menjaga [Name] selama ia pergi, terperajat atas gumaman yang dikeluarkan oleh sang nona. Wanita bertelinga runcing itu menoleh dan menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Dame desu!" larangnya.

"Tapi saya–"

"Dame desu, [Name]-sama!"

"Sonya, saya hanya.."

"Dame desu!"

"..."

Gadis dengan tanda ganda itu hanya menghela nafas dan tangannya bergerak memberi titah pada dahan yang ditumbuhi buah di depannya untuk mendekatinya. Ia mengambil buah tersebut dan perlahan memakannya.

"Saya hanya penasaran." ujarnya dan tersenyum tipis.

"Penasaran tentang apa?"

Suara lembut namun tegas menghampiri kedua nona di sana. Reflek gadis bersurai (h/c) itu menoleh, ia mengerjap pelan lalu manik indahnya kembali menatap kota yang jauh dari hutan sihir.

"Kota." jawabnya singkat.

Laven yang mendengar itu seketika membulatkan netra indahnya. Wanita dengan paras menawan itu menatap anak asuhnya dan mengusap pelan surainya. Sang pemilik surai tersebut hanya diam dan membiarkan sang ibu angkat mengusap surai indahnya.

Netra teal cerah milik Laven melirik ke arah Sonya, seolah mengerti kode tersebut, Sonya mengangguk dan meninggalkan kedua anak dan ibu itu di sana.

𖠵🪻𖣺

Bahkan ketika senja sudah mulai redup, keduanya tak ada yang saling bicara. Sang nyonya peri menghela nafas lalu menatap kota yang kini terlihat seperti kumpulan kunang-kunang dikarenakan sorot lampu dari masing-masing tempat.

"Kenapa kau sangat ingin pergi ke sana?" tanya Laven dengan lembut.

"Saya hanya penasaran, Laven-sama. Semua peri yang berada di sini selalu melindungi saya, selalu memberikan saya tugas yang ringan..."

❝ 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐞𝐝  ❞  || 𝐌𝐚𝐬𝐡𝐥𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang