「 Game of Fate (1) 」
꒰ Your hand in mine, and... ꒱
Dalam beberapa menit berjalan menyusuri hutan, akhirnya mereka sampai di dalam inti hutan sihir chartreuse. Aliran mana yang stabil dapat mereka rasakan, kedua insan berbeda ras itu akhirnya beristirahat sejenak sambil memandang ratusan pohon yang lebih rendah dari pohon inti.
Kristal pengetahuan yang tak jauh dari mereka masih utuh dengan sinar yang tak pernah padam. Laven dan Sonya tidak berada di sana karena satu dan lain hal, membuat gadis itu menghela nafas pelan.
"Ayo mulai latihan!" ujar gadis itu dengan dirinya yang sudah berganti pakaian.
𖠵🪻𖣺
Netra indah milik sang nyonya peri menatap surat persetujuan pemberian pria berusia matang dengan helaian pirang cerahnya.
"Maksudmu datang kemari hanya ingin persetujuanku untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan kepada [Name]?" tanyanya dengan nada datar.
"Tentu saja, secara anda adalah peri yang berkuasa saat ini." ujar Ryoh.
"Aku tidak keberatan, silahkan awasi putri asuhku." balas Laven lalu meninggalkan Ryoh di sana.
Ryoh hanya memasang wajah kaku, ia memang tahu bahwa nyonya peri itu selalu acuh tak acuh pada manusia. Wajar saja sih, hampir semua peri seperti itu.
Kembali lagi ke majikan dan babu book ini-
"Huah!!" gadis itu merentangkan kedua tanganya dan beranjak untuk naik dari kolam air terjun tempat dia latihan.
Coleus dalam wujud normalnya- bukan roh sihir- duduk di bebatuan besar dan melempar handuk serta pakaian baru untuk gadis itu.
"Terimakasih~" ujar [Name] yang sudah hampir kedinginan.
"Cepat, keringkan tubuhmu dan kita akan lanjut latihan." ujar Coleus seraya bangkit dari duduknya.
"Siap!"
Gadis itu dengan cepat mengeringkan tubuhnya dan berganti pakaian, dengan Coleus yang masih membelakanginya.
"Sudah. Sekarang kita akan pergi ke mana?" tanya [Name] sambil membenarkan pakaian miliknya.
"Ke tempat wujud Wisdom Cane yang terakhir." ujar Coleus sambil menyibak beberapa akar besar yang menghalangi pemandangan keduanya.
"Yang terakhir? Kukira semuanya ada di dalam tongkat-"
"Ada ceritanya sendiri, nanti akan kuberitahu."
Coleus berucap sambil menyentuh kumpulan akar terakhir. Netra [Name] sedikit melebar kala mengetahui ia akan dibawa ke mana oleh mantan raja peri itu.
"Tempat ini...Laven-sama selalu melarangku kemari." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐞𝐝 ❞ || 𝐌𝐚𝐬𝐡𝐥𝐞
Fanfiction❝ 𝘿𝙚𝙘𝙞𝙙𝙚𝙙 𝙗𝙮 𝙙𝙚𝙨𝙩𝙞𝙣𝙮.. ❞ ● ● ● ● ● ● ●● 𖥻 Mashle ⓒHajime Kōmoto. 𖥻 Story ⓒameyoukoo.