「 The End of Her Journey 」
꒰ Shita kara mitemo ii onna de, komacchau~ ꒱
Setahun telah berlalu semenjak insiden yang menimpa kota, kini di kota Yggdrasil tumbuh dengan asri- bahkan warga juga menganggap pohon itu bisa memberi keberuntungan.
Sementara itu gadis bersurai (h/c) yang kembali ke kehidupan manusia kini diangkat sebagai visioner suci— Nature Cane— yang mengelola jalur komunikasi dan pertukaran sihir dari ras elf dan peri ke ras manusia.
Kalau dibilang lelah sih iya, tapi dengan bantuan teman-teman sesama visioner sucinya, rasa lelah itu bisa sirna.
Oh iya, omong-omong dirinya sudah tidak bersekolah di Easton.
Menurut rapat visioner suci (yang mendadak karena Ryoh) dirinya yang berusia 2000 tahun sudah sah di mata hukum untuk tidak bersekolah lagi, jadi ia langsung bisa menjadi visioner.
Jalur apa? Jalur dalam 😋
Namun yah, walau sudah mengetahui usia sebenarnya gadis itu, tetap saja tak ada yang berubah.
Siapa yang duluan, dia lah yang di depan.
Seperti yamaha—
Semakin di depan.
𖠵🪻𖣺
"Dokumen untuk Sophina-san..lalu ini..Orter-san, kah?"
Gadis dengan setumpuk dokumen yang menutupi kedua sisi mejanya itu menghela nafas lega.
Setidaknya duduk dua jam hingga bokongnya semi rata menghasilkan dokumen yang rapi dan enak dibaca.
Kini ia beranjak dari ruangannya menuju ruangan Orter.
TAP! TAP! TAP!
Pintu ruangan Orter terbuka sebelum [Name] mengetuknya, memperlihatkan makhluk mungil dengan tanda di dahinya.
"[Name]-sama!!" pekik servant beast itu sebelum menunduk hormat dan membiarkan gadis itu masuk
Tatapan Orter di balik kacamata bulatnya yang awalnya datar dan fokus ke lembaran kertas di tangannya kini menatap gadis di depannya dengan tatapan yang sedikit melunak.
"Kau perlu sesuatu?" tanya pria tersebut.
"Aku hanya ingin memberikan ini dan mengisi tanda tanganmu di beberapa dokumen." ujar gadis itu.
Dengan segera [Name] berjalan ke samping Orter dan sedikit membungkuk untuk memberitahu di mana pria tersebut harus bertanda tangan.
GRIP!
Pegangan Orter pada pena di tengah jari-jarinya sedikit mengerat, aroma segar khas nona elf di sampingnya selalu membuatnya hampir lepas kendali setiap mereka berdekatan.
"Sudah selesai Orter-san, terima—"
GREB! BRUK!
Orter membanting tubuh gadis itu ke atas mejanya, beruntung di meja pria itu sudah tidak ada dokumen.
"Orter-san?!"
"Kau tahu aku juga seorang pria, masuk ke ruanganku dan menutup pintunya...bukan kah itu kau menyerahkan diri padaku?" tanya Orter.
Oke.
[Name] shock berat, Orter itu orang yang tidak banyak bicara, tapi sekarang kenapa malah?!
CUP..
Diciumnya pergelangan tangan gadis itu dengan lembut, begitu juga cincin yang terpasang di jari manisnya.
Jangan tanyakan keadaan [Name] sekarang, ia hanya bisa menatap shock Orter dengan wajahnya yang memerah hingga lehernya.
"Hm? Jangan bilang selama 2000 tahun pertama kali kau mendapat perlakuan seperti ini?" bisik Orter tepat di telinga gadis itu.
"Mmh.." [Name] reflek bergumam geli akibat suara dan nafas Orter yang menerpa telinga runcingnya.
Seringaian tipis mulai terukir di wajah rupawan lelaki di atasnya.
"Orter, kurasa kau harus— WOI NGAPAIN KAU SIALAN?!"
Teriakan yang datang dari ambang pintu mengalihkan atensi keduanya.
Wajah sang immortal cane— Renatus memerah di ambang pintu, berkat teriakan membahana milik Renatus, seluruh visioner suci yang masih berada di gedung tersebut memergoki Orter dan [Name] di posisi yang sama.
Lalu dimulai lah sidang penghakiman Orter.
Kata Rayne kasusnya adalah 'Pencabulan Terhadap Remaja di Bawah Umur'.
Yah, begitulah sekiranya sehari-hari gadis cantik itu sekarang.
Setidaknya ia punya happy endingnya sendiri.
●
THE END꒰ 🍀 ꒱
Picture credits : afterglows (pinterest) and ezaquielles (pinterest).
𖥻 jangan tanyakan saya keadaan Coleus di dalam nem plis, dia udah emoh liatnya 🙏
FINALLY ORAHHHHHHH DESTINED HAPPY ENDDDD
ORAHHH IKUZOOOOOO
Ekhem, anyway..
Terimakasih readersku yang sudah menanti dan membaca book ini, youko sayang kalian semua, walau komen kalian pas tantrum agak lain 🙏, muach 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐞𝐝 ❞ || 𝐌𝐚𝐬𝐡𝐥𝐞
Fanfiction❝ 𝘿𝙚𝙘𝙞𝙙𝙚𝙙 𝙗𝙮 𝙙𝙚𝙨𝙩𝙞𝙣𝙮.. ❞ ● ● ● ● ● ● ●● 𖥻 Mashle ⓒHajime Kōmoto. 𖥻 Story ⓒameyoukoo.