Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
꒰ I'm still so strange and wild. ꒱
Pasca kejadian saat penyambutan, gadis bersurai (h/c) itu selalu mendapatkan banyak sapaan dari banyak siswa maupun siswi. Lebih tepatnya mereka segan kepada gadis itu, habisnya dia seorang elf.
Kalau diroasting habis-habisan seperti pihak walkis kemarin bagaimana?
Lupakan itu, hari ini ia tidak mendapati sapaan karena di belakangnya terdapat Carpaccio yang berjalan mengikutinya layaknya anak anjing kepada induknya.
Kepikiran selucu apa ini? 😔
Beberapa menit setelah berjalan, gadis itu melirik ke arah ruang kesehatan akademi yang masih menampung siswa saint ars yang ia selamatkan saat itu.
Ia menghela nafas lalu kembali berjalan di ekori oleh Carpaccio.
"Telingamu jadi runcing." celetuk Carpaccio sembari menoel-noel ujung telinga gadis itu.
Bersyukur telinganya sensitif akan suara bukan sentuhan.
"Mma..itu bukan hal spesial.." gumam gadis itu.
Langkah kaki mereka terbawa untuk duduk di bawah pohon rindang di samping asrama. Gadis itu duduk bersimpuh dan Carpaccio berbaring dengan kepalanya di paha milik gadis favoritenya.
Memang boleh seFAVORITE itu? 🤨
"Sentuh kepalaku." titah pemuda bersurai burgundy itu.
Netra (e/c) milik sang elf muda mengerjap pelan lalu menempatkan tangannya di atas surai milik Carpaccio. Sedikit mengusapnya lalu tersenyum kecil, dipikir-pikir surai pemuda ini lembut walau tampangnya menakutkan.
Carpaccio menutup kedua matanya, menikmati setiap sentuhan milik gadis yang sedang memangku kepalanya.
"Carpaccio-san.." panggil gadis itu.
"Hm?" balas pemuda tersebut dengan deheman.
"Bisa kah kau berjanji satu hal?"
Carpaccio membuka kedua matanya, yang langsung disuguhkan senyum lembut sang gadis.
"Jika aku tidak ada, bisakah kau membantu Mash?"
"Nande?"
"Karena dia temanku."
"Kenapa kau mau aku berjanji?"
Gadis itu tertawa kecil sembari tetap mengusap surai Carpaccio dengan lembut.
"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di kedepannya, bagaimana jika aku tiba-tiba pergi?"
"Kau mau pergi ke mana?" Carpaccio bangkit dari posisinya dan menatap gadis itu tajam.
