「 She's Still a Mystery 」
꒰ No past and no future. ꒱
Satu hal yang menggambarkan kondisi sekitarnya. Hitam.
Di sekelilingnya dan sejauh mata memandang hanya ada hitam. Gadis dengan surai (h/c) yang terbalut pakaian putih itu bagaikan percikan kecil di dalam sana. Ia berdiri dan merapikan dirinya.
"Kenapa?"
Suara di belakangnya membuatnya kaget dan menoleh, lalu menemukan figur bertelinga runcing. Bisa di pastikan bahwa dia laki-laki.
"Apanya yang kenapa?" tanya balik gadis itu.
"Kenapa kau membantu manusia?" tanya figur bertelinga runcing itu.
"Karena aku juga manusia, apa masalahnya denganmu?" balas [Name] lalu menatap sosok yanh enggan mendekat itu.
"Tidak kah kau menyadarinya? Kenapa manusia bisa menggunakan sihir alam tingkat tinggi sepertimu?" tanya sosok itu yang kemudian mendekat.
"Ara..sayang sekali aku tidak mengerti apa yang kau–"
"Naturae."
"?!"
Gadis itu menghindar saat sosok itu menyerang dirinya dengan sihir yang sama. Sosok itu mulai terlihat, dan memang benar seorang lelaki dengan surai panjang.
"Tidak kah kau pernah bertanya-tanya kenapa hutan dan seisinya sangat patuh padamu?!"
Kini sihir yang diciptakan lebih besar dan seolah-olah diperintahkan untuk melahap [Name] hidup-hidup tanpa menyisakan tulang belulang.
"Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu!" balas gadis itu.
Tangannya bergerak untuk memakai sihir yang sama dan menangkisnya. Sialnya sihirnya masih tersegel, bisa-bisa dia mati di alam bawah sadarnya ini.
"Ck, tidak kah kau berpikir kenapa wisdom cane malah memilihmu?! Dan kau berkata kau adalah manusia?!" cecar sosok itu.
"Sudah cukup.."
Gadis itu berlari dan menggunakan sihir lawannya untuk menapak.
BUAK!
Kaki mulus gadis itu mendarat tepat di wajah peri tampan itu, rasanya tulang hidungnya patah karena injakan brutal itu.
"Ugh!"
𖠵🪻𖣺
Kini peri tampan itu terduduk bersimpuh di depan [Name] yang berdiri berkacak pinggang dengan senyum mematikan khasnya.
"Jelaskan." titah gadis itu.
"Aku Coleus, roh sihir yang mengikuti setiap pemilik sihir alam khusus untuk mantra Naturae." jelas peri bersurai panjang itu.
"...lalu apa hubungannya denganku?"
"Kau pemilik mantra Naturae ketiga, tentu saja aku mengikutimu." dengus Coleus yang dibalas senyum mematikan gadis itu.
"Kalau aku yang ketiga..." gumam gadis itu lalu memasang pose berpikir.
"Aku yang pertama, lalu anak nee-sama ku, baru di zaman ini kau." jelas Coleus.
"Kau yang pertama..?" beo [Name].
"Sou, karena 2000 tahun yang lalu aku sudah terlalu lemah setelah menyegel pintu iblis yang menuju ke hutan sihir chartreuse, aku mengubah diriku menjadi roh sihir." jelasnya dengan tatapan serius.
"Souka.." gumam gadis itu lalu duduk di depan peri tampan itu.
"Sudah tua rupanya."
"Kuso gaki 💢.."
"Jadi pemegang wisdom cane sudah dipastikan akan memilik mantra Naturae, dan manusia yang menggunakan sihir itu hanya bisa mantra dasar." jelas Coleus.
"Jika bukan darah peri atau elf dia menolak. Tapi elf juga sudah jarang kulihat berbaur dengan manusia." tambah Coleus.
"Jadi pemilik sihir naturae yang kedua adalah kakaknya Laven-sama.." gumam gadis itu.
"Laven? Oh, dia anak bungsu nee-sama. Bagaimana keadaannya?" tanya Coleus.
"Masih menjaga kristal pengetahuan." jawab [Name].
"Souka. Lalu [Name], aku merasakan kalau kau...tidak sepenuhnya memiliki darah manusia." ungkap Coleus.
"Maksudmu?"
"Entahlah, seperti alam sendiri yang membentukmu. Hanya saja dengan versi manusia, setidaknya proses kelahiranmu sama seperti peri." jelas Coleus.
"...." gadis itu menatap kedua tangannya dengan sendu.
'Hah...aku mau pulang..' batin gadis itu yang sudah lelah.
Asal usulnya di sini sudah tidak jelas, ditambah Coleus memberikan ungkapan seperti itu. Ia semakin dibuat berpikir siapa sebenarnya dirinya.
"Tidak usah sedih, aku akan membantumu jika kau perlu. Karena itu tugasku." ujar Coleus dengan nada gengsi.
"Arigatou gozaimasu." ucap gadis itu.
"Kau kelelahan dan melemah karena aku mulai berbaur dengan dirimu, karena kita sudah bertemu harusnya kau sudah merasa lebih baik." ujar Coleus.
[Name] mengangguk dan tersenyum.
"Mohon bantuannya, Coleus-san." ucap gadis itu yang dibalas dengusan kecil dari Coleus.
"Yasudah, sana." usir Coleus.
Tubuh gadis itu langsung ambruk dan penglihatannya memudar dan kegelapan kembali merenggut kesadarannya.
Coleus menghela nafas lalu berkacak pinggang.
"Darimana Laven memungut anak itu? Bahkan memberinya wisdom cane.." gumamnya.
Anak ajaib di bawah pohon, om 💁♀️
꒰ 🍀 ꒱
Picture credits : afterglows (pinterest) and ezaquielles (pinterest).
𖥻 chap depan uwu lagi bisa yuk 🚶♀️➡️
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐞𝐝 ❞ || 𝐌𝐚𝐬𝐡𝐥𝐞
Fanfiction❝ 𝘿𝙚𝙘𝙞𝙙𝙚𝙙 𝙗𝙮 𝙙𝙚𝙨𝙩𝙞𝙣𝙮.. ❞ ● ● ● ● ● ● ●● 𖥻 Mashle ⓒHajime Kōmoto. 𖥻 Story ⓒameyoukoo.