18. Gara-gara Terang bulan

1.8K 69 8
                                    

Hello👋
Masih kuat nggak nih puasanya?

Vote dulu dong sebelum baca!

Happy reading

*********

"Nggak mau pulang Lo El?" Tanya Firman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak mau pulang Lo El?" Tanya Firman.

"Nggak." Jawab Elgara yang sedang fokus menyusun kartunya.

Mereka saat ini berada di titik kumpul mereka. Rumah dengan ukuran sedang, tidak besar dan tidak juga kecil, pas lah untuk menampung mereka ber-lima.

Rumah ini merupakan rumah Elgara yang dibelikan Grandpa-nya satu tahun yang lalu. Dengan alasan untuk digunakan kerja kelompok. Nggak masuk akal memang, tapi Grandpa tetap menuruti kemauan cucu semata wayangnya. Sudah dia bilang kalau bukan Elgara yang menghabiskan uangnya, ya siapa lagi?

"Emang Zahra nggak takut Lo tinggal sendirian?" Tanya Devan sambil menurunkan kartu tiga kelornya.

"Gue nggak peduli." Semua mata tertuju pada Elgara.

"Lo pada ngapain liatin gue kek gitu?"

"Lo nggak takut bokap Lo marah El?" Tanya Devan.

"Ho, oh, Om Hasan kan galak," timpal Elang yang fokus menatap layar handphonenya yang menampilkan kartun kesayangannya. Apalagi kalau bukan Dora.

Elgara meneguk saliva saat mengingat pesan orang tuanya yang melarangnya pulang larut.

"Gue cabut."

Elgara mengambil kunci motornya di atas meja. Ia bangkit dari duduknya dan melangkah ke arah pintu. Ia menarik kembali tangannya yang tadi memegang knob pintu, kemudian berbalik menatap teman-temannya.

Teman-temannya mengerutkan keningnya. Seolah-olah mengatakan 'apa?'

"Kalian tau nggak makanan yang namanya terang bulan?" Tanya Elgara yang mendapatkan gelengan dari ke-empat temannya.

"Emang kenapa El?" Bukannya menjawab pertanyaan Elgara, Firman malah balik bertanya.

"Zahra nyuruh gue beliin."

Mereka semua menampilkan wajah kaget, kecuali Elang yang masih fokus pada telepon genggamnya. Pikiran mereka ber-tiga sudah menjalar kemana-mana.

"Zahra ngidam?" Tanya Devan.

Elang yang mendengar ucapan Devan seketika melemparkan handphonenya ke sofa dan menatap Elgara. "Gue bakalan jadi angkel?" Tanya Elang dengan binar wajah bahagia.

"Ngawur Lo pada!" Ujar Elgara.

"Terus? Buat apa makanan... Apa tadi namanya, terang bulan itu?" Tanya Devan.

"Ck, Zahra nggak akan ngadu ke bokap nyokap gue. Kalau gue beliin tuh makanan."

"Ohh..." Ucap mereka kompak.

ElgaZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang