28. Sakit

1.9K 83 3
                                    

Janlup vote dan komennya yah sengkuuuuu 😚

Yang belum follow akun wattpad aku, ayok follow dulu! 😺

Yang nonton bola semalam masih greget nggak sama wasitnya? 😂

Heppy reading

*********

Sejak pulang sekolah Zahra tak henti-hentinya bersin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pulang sekolah Zahra tak henti-hentinya bersin. Mungkin ini karena tadi di sekolah tubuhnya basah kuyup disiram Mak Lampir alias Bella.

Zahra merasakan suhu badannya sedikit panas. Dia segera mencuci tangannya, membersihkan tangannya dari sabun. Dia baru saja selesai mencuci piring. Zahra berjalan masuk ke dalam kamar dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Elgara mengangkat alisnya sebelah, memperhatikan Zahra yang tidur di kasur dengan selimut yang membungkus seluruh tubuhnya. Tumben istrinya itu tak bertanya dirinya mau kemana.

Elgara saat ini sudah rapi dengan celana jeans dan kaos hitam yang dilapisi dengan jaket. Biasanya kalau dia sudah rapi seperti ini Zahra akan terus bertanya padanya.

Elgara menghampiri Zahra dan membuka selimut yang menutupi wajah istrinya itu.

"Lo kenapa?" tanya Elgara pada Zahra yang sedang memejamkan matanya.

"Hmm,"

"Lo sakit?" Elgara duduk di samping Zahra kemudian menempelkan tangannya di kening Zahra.

"Badan lo panas," ujar Elgara saat merasakan suhu tubuh Zahra yang panas.

"Dingin," ujar Zahra dengan suara lirih.

"Badan lo panas bukan dingin," balas Elgara.

"Dingin... Gara," ujar Zahra dengan tubuh yang menggigil.

Sekarang Elgara kelimpungan sendiri, ia bingung harus melakukan apa. Dia tidak berpengalaman merawat orang sakit.

"Terus gue harus kek mana?" tanya Elgara.

"Pe--peluk," jawab Zahra dengan terbata.

Elgara menuruti perkataan Zahra, dia berbaring di samping Zahra kemudian memeluknya.

"Masih dingin nggak?"

Zahra mengangguk kecil.

Elgara duduk kemudian membuka jaketnya dan memakaikannya pada Zahra. Ia kembali berbaring dan menarik Zahra ke dalam pelukannya.

"Masih dingin?" tanya Elgara dan lagi-lagi Zahra mengangguk mengiyakan.

"Kita ke rumah sakit aja, yah?" ujar Elgara dan Zahra menggeleng kecil.

Elgara jadi panik, sudah lima belas  menit dia memeluk Zahra tapi Zahra masih merasa dingin juga.

Elgara mengambil handphonenya yang berasa di nakas samping tempat tidur.

ElgaZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang