20. Surat perjanjian

1.9K 72 13
                                    

Follow dulu dong akun wattpad Author!

Vote dan komennya jangan lupa yah! 🥰

Happy reading

***********

"Gantiin gue piket," perintah Elgara pada Zahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gantiin gue piket," perintah Elgara pada Zahra. Mereka saat ini sedang berada di dalam kelas. Dan hari ini giliran Elgara yang piket bersama lima orang lainnya.

"Tap---"

"Nggak ada tapi-tapian!"

"Yok ke kantin," ucap Elgara pada Devan, Elang, Raka dan Firman. Mereka memang sekelompok. Kok bisa sih mereka satu kelompok? Itu karena Devan yang menduduki posisi sebagai ketua kelas. Dan dia yang membentuk kelompok piketnya.

Mereka berjalan keluar ruangan menyisakan Zahra dan satu siswi lainnya.

Kelas masih sepi, karena jam masih menunjukkan pukul enam pagi.

"Kok Lo mau aja sih disuruh-suruh Elgara?" Tanya Sandra yang kebetulan satu kelompok dengan Elgara.

"Nambahin pahala," jawab Zahra sembari menyapu. Ia menyapu di sisi kanan dan Sandra disisi kiri.

"Terus kenapa dia gangguin Lo terus dari kemarin?"

"Saya juga nggak tau."

"Apa jangan-jangan ini gara-gara Lo adu mulut sama Bella yah?" Ucap Sandra menerka-nerka. Dan sudah pasti itu salah.

"Apa hubungannya?"

"Elgara itu digosipin punya hubungan sama Bella. Mungkin karna Lo berdebat dengan Bella Minggu lalu, Elgara balas dendam ke Lo karna udah berani lawan Bella," tutur Sandra.

Zahra terkekeh singkat mendengar penuturan Sandra. "Mana mungkin. Kalau emang karna itu... Elgara seharusnya nyamperin saya sama Bella waktu itu. Terus dia belain Bella di depan semua murid," tutur Zahra.

"Siapa sih yang bilang Bella pacarnya Elgara?" Lanjutnya bertanya.

"Iya juga sih," Sandra manggut-manggut kecil. "Gue nggak tau, tapi gue dengar dari anak-anak lain."

Zahra diam sebentar. "Eh, kamu tau---"

"Udah Zahra, simpan dulu aja ceritanya. Kita selesain dulu nih nyapunya," ucap Sandra memotong perkataan Zahra. Bisa-bisa pekerjaan mereka nggak selesai-selesai kalau cerita terus.

Setelah kelas bersih, Sandra mengajak Zahra ke kantin. Jam masih menunjukkan pukul 06.25, masih banyak waktu sebelum jam pertama dimulai.

"Mau pesan apa Lo, Za?"

"Nasi goreng," Zahra tadi tidak sempat untuk memasak, karena Elgara yang berangkat terlalu pagi.

"Mang Jaja, nasi gorengnya dua, air mineralnya juga dua Mang," teriak Sandra pada Mang Jaja.

ElgaZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang