33. Cerai?

2.1K 81 12
                                    

Assalamualaikum 👋
Maaf Author lambat update nya 🙏

Sebenarnya hari Rabu kemarin Author niat untuk update. Tapi Pas hari Rabu kakek aku meninggal, mohon doanya ya teman-teman, semoga dosa-dosa beliau diampuni oleh Allah SWT dan beliau di tempatkan di sisi Allah SWT 🤲

Heppy reading

*********

"Pelan-pelan jalannya, Gara!" ucap Zahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pelan-pelan jalannya, Gara!" ucap Zahra.

Mereka sudah berada di dalam gedung apartemen, dan Elgara menarik tangan Zahra. Langkah kaki Elgara yang besar membuat Zahra sulit mengimbanginya.

Elgara menghempaskan tangan Zahra, membuat sang empu meringis pelan sembari memegang pergelangan tangan kanannya yang memerah, akibat genggaman Elgara yang cukup kuat dan meninggalkan bekas kemerahan di pergelangan tangan Zahra.

"Siapa yang izinin lo keluar? Hah!" tanya Elgara dengan nada tinggi.

Zahra menunduk, tak berani menatap wajah Elgara. "Maaf...," ucap Zahra lirih.

Elgara menghembuskan nafas kasar. "Ngapain lo balapan? Mau dibilang keren? Hah! Mau jadi jalang lo keluar tengah malam?"

Zahra menggeleng pelan, tak mampu menjawab perkataan Elgara. Bibirnya seakan-akan terkunci. Dan apa ini? Cairan bening perlahan keluar dari matanya. Padahal waktu dimarahi Papa-Nya Zahra tak mengeluarkan air mata. Tapi Elgara berhasil membuatnya terdiam dengan air mata yang mengalir dari ke-dua bola matanya.

"Lo anggap gue sebagai suami lo nggak, sih? Atau lo mau cerai?"

Zahra langsung mendongak kala mendengar kata cerai keluar dari mulut Elgara.

"Biar Lo bisa bebas ngelakuin apapun yang lo mau!" lanjut Elgara dengan suara lirih.

Elgara akan melangkah pergi, tapi Zahra langsung memeluknya dengan erat.

"Ma--maaf Gara. Saya nggak mau cerai, saya nggak mau...," ucap Zahra dengan terbata-bata karena dirinya yang masih menangis.

Elgara hanya diam, tak merespon ucapan Zahra.

"Jangan cerai...," ucap Zahra lagi. Dia benar-benar takut Elgara akan menceraikannya.

Zahra mendongak saat merasakan elusan di rambutnya. Zahra menatap Elgara yang juga menatapnya.

"Saya nggak mau cerai...," ucap Zahra lagi.

"Hmm, tapi jangan diulangi lagi," balas Elgara.

"Gue nggak mau lo kenapa-napa," lanjutnya.

Zahra kembali memeluk tubuh Elgara, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang suaminya itu.

"Hmm, saya janji," ucap Zahra.

ElgaZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang