44. Bocil Kematian

1.9K 90 6
                                    

Halo guys 👋

Janlup vote dan komennya yah cintahhh 💞💝❣️

Heppy reading

*********

"Gara," panggil Zahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gara," panggil Zahra.

"Hm? Apa?" sahut Elgara yang sedang fokus menyetir.

Mereka dalam perjalanan pulang, mereka baru balik dari bandara. Elgara dan Zahra mengantar orang tua Zahra sampai bandara. Akmal dan Hasna kembali ke Makassar, sudah seminggu mereka di Jakarta.

"Kita tinggal di rumah saya aja," tutur Zahra.

Elgara melirik sekilas Zahra yang duduk di sampingnya. "Kenapa? Apartemen gue terlalu sempit?"

Zahra menggeleng kecil. "Nggak, apartemen kamu luas, kok. Cuman... sayang aja rumah nya nggak ditempatin."

"Lo mau tinggal di situ?"

"Mau!" jawab Zahra dengan anggukan kecil.

"Tapi gue yang nggak mau," ucap Elgara yang membuat senyuman Zahra yang tadi terukir di wajahnya langsung pudar, tergantikan wajah datar.

"Gue nggak mau kita tinggal di sana. Gue mau kita tinggal di rumah yang gue beli, bukan rumah yang lo beli atau pun orang tua lo," tutur Elgara.

Bukannya baper mendengar perkataan Elgara, Zahra malah memutar bola matanya malas.

"Kapan kamu mau beli? Kamu kan nggak kerja. Kalau pun kamu beli rumah, uangnya juga pasti dari orang tua kamu. Sama aja dong, kalau kita tinggal di rumah itu. Orang tua saya yang beli rumah itu, bukan saya!" ucap Zahra panjang lebar.

Skackmat! Perkataan Zahra membuat Elgara terdiam. Apa yang Zahra bilang adalah kenyataan-nya. Elgara memang belum kerja, tapi duit-nya mengalir terus.

"Siapa bilang duit-nya dari orang tua gue?" tanya Elgara menatap Zahra. Mereka sedang berada di lampu merah, jadi aman jika Elgara mengalihkan pandangannya dari jalan.

"Terus dari siapa?" tanya balik Zahra.

"Grandpa," jawab Elgara yang kembali fokus ke jalan. Lampu hijau sudah menyala.

Zahra langsung terdiam. Dia lupa kalau Elgara punyai ATM berjalan. Grandpa sangat menyayangi Elgara, karena Elgara merupakan cucu satu-satunya. Grandpa akan memberikan apa-pun yang Elgara inginkan. Saat Elgara meminta mobil yang harganya fantastis, tanpa pikir panjang grandpa langsung membelikannya. Bahkan, Zahra yang waktu itu menginginkan motor sport juga langsung dibelikan grandpa.

Ctak!

Zahra tersadar dari lamunannya saat Elgara menjentikkan jarinya di depan wajahnya.

ElgaZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang