39. Terungkap

1.6K 83 3
                                    

Halo-halo bosquu 👋
Janlup vote komennya sengkuuu 💗💞

Heppy reading

*********

"Kenapa nak Elgara lama sekali?" tanya Hasna dengan logatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa nak Elgara lama sekali?" tanya Hasna dengan logatnya. Elgara sudah ke kamar sejak lima-belas menit yang lalu, dan dia belum turun juga.

Zahra mengedikkan bahunya, menjawab pertanyaan Mama-Nya.

"Jangan-jangan dia marah sama kamu, Zahra," lanjut Hasna.

Zahra menghentikan memakan cemilannya dan menatap Hasna. "Tadi dia bilang tidak-papa ji."

"Dia bilang seperti itu karena ada Mama sama Papa," ujar Hasna.

Zahra terdiam memikirkan ucapan Mama-nya. Tapi suara Akmal membuyarkan lamunannya.

"Coba kamu susul suami mu," titah Akmal dengan mata yang fokus menonton siaran berita di televisi. Meski matanya tertuju pada televisi, tapi dia mendengar semua obrolan istrinya dan putrinya itu.

Zahra meletakkan cemilannya di meja dan menyusul Elgara ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Zahra menatap Elgara yang berdiri membelakanginya. Ia berjalan dan menepuk pelan pundak Elgara.

Elgara sampai berjingkrak kaget, dia tidak menyadari kedatangan Zahra.

"Gar---"

"Dari mana lo ambil foto ini?" potong Elgara.

Zahra menatap foto ditangan Elgara, dari mana pria itu mendapatkannya? Zahra melihat ke arah lemari bajunya yang terbuka, sial! Dia lupa kalau foto itu ada di lemarinya.

Zahra segera menetralkan mimik wajahnya jadi biasa saja. "Kamu kenal?"

"Ya! Gue kenal. Lo dapat dari mana?" tanya Elgara.

"Kepo!" Zahra merebut foto itu dari tangan Elgara dan akan memasukkannya kembali ke dalam lemari. Tapi Elgara memegang lengan Zahra dan membalik tubuh istrinya itu menghadap padanya.

"Jawab!" bentak Elgara. Tanpa sadar dirinya mencengkram erat lengan Zahra hingga membuat perempuan itu meringis pelan.

"Gara! Sakit!"

"Makanya jawab!" tuntut Elgara dengan volume suaranya yang meninggi.

"Itu foto saya, Gara!" jawab Zahra. Dan genggaman Elgara mulai melonggar.

Elgara menatap wajah Zahra lamat-lamat. "Nggak, nggak mungkin! Lo itu bukan, Ara!"

"Tapi saya memang Ara!"

Elgara menggeleng pelan, masih belum percaya kalau orang yang selama ini dia cari adalah istrinya sendiri.

"Ara itu cantik, nggak mungkin lo itu Ara. Lo itu jelek!"

ElgaZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang