"Hati-hati keseleo sama typo!"
***
"Laki-laki lagi dok?"
Tio dan Thea kini berada di ruangan yang sama lagi dengan seorang dokter kandungan setelah beberapa waktu. Dokter kandungan yang sama saat Thea mengandung anak pertamanya; si kembar. Meluangkan waktu di hari senin ini, Tio dan Thea sepakat untuk melakukan pemeriksaan USG setelah 4 bulan yang lalu Thea dinyatakan hamil lagi.
"Iya pak, kali ini sendirian aja, nggak kembar kayak kemarin," jawab dokter Risma, sambil menggerakan transducer dengan perlahan ke permukaan perut Thea yang telah diolesi gel. "Kondisi bayinya juga sehat, posisinya normal."
Tio mengangguk-anggukkan kepalanya, ia mengusap dagunya sambil menatap layar monitor. Menatap dengan intens dengan sebuah pikiran di kepalanya. "Menurut bu dokter, kalo habis ini bikin lagi, bakalan dapet perempuan nggak?"
Tio bertanya tanpa malu-malu, berbanding terbalik dengan Thea yang menanggung malu. Jikalau Tio berdiri disebelahnya, rambut hitam laki-laki itu sudah pasti berakhir dijambakannya. Thea kini bingung harus menaruh muka dimana ketika berhadapan dengan dokter Risma yang terkekeh di sebelahnya.
"Oh jadi rencananya mau punya anak perempuan ya pak?"
Dokter Risma tersenyum melirik Thea yang sudah kepalang malu. Baju Thea yang sebelumnya terangkat juga ia turunkan. Kini mereka telah berpindah posisi menjadi duduk berhadapan dengan meja sebagai pembatas.
"Pengennya sih gitu dok, soalnya yang kemarin itu bikin ngelus dada mulu. Padahal umurnya baru dua tahun lebih dikit," jawab Tio.
"Wajar itu, kalo nanti dapet yang perempuan juga nggak menjamin bakalan kalem aja kan?"
"Setidaknya nggak serusuh yang ini dok."
Dokter Risma terkekeh, "bapak baru pertama kali ngurus anak?"
Ditanya begitu, sejujurnya Tio bingung harus menjawab bagaimana. Si kembar memang anak pertama dia dan Thea, tapi sebelum itu Aji telah hadir lebih dulu. Saat Aji kecil, Tio sama sekali nggak pernah ikut campur mengurusnya. Hanya kedua orang tuanya saja yang dengan telaten mengurus anak sulungnya itu. Bahkan Bella sebagai ibu kandungnya pun bisa dihitung jari.
Jadi kalo ditanya begini, Tio harus menjawab gimana?
"Udah pernah sebelumnya dok yang kembar kemarin kan anak kedua kami. Tapi yang pertama emang lebih kalem, si kembar ini aja yang perlu dirantai kaki tangannya."
Tangan Tio langsung dicubit Thea, sebuah protes akan ucapannya barusan. "Beneran loh sayang. Kamu nggak liat kemarin baju mas di lemari habis di bongkar, body lotion kamu malah dimainin kayak slime, buku-buku Aji dijejerin dilantai kayak lagi jualan. Itu anak kalo lagi tidur aja kalem, kalo matanya masih terbuka jangan harap bisa duduk anteng."
"Masa dok, kemarin kan saya lagi ngopi, saya tinggalin tuh kopinya diatas meja. Balik-balik itu kopi udah hilang beserta gelas-gelasnya. Dokter tau dimana? Dipindahin ke akuarium," cerita Tio dengan sedikit kekesalan. "Itu air akuarium yang awalnya jernih dan bening kayak muka istri saya, mendadak jadi keruh. Gelasnya pun karam kayak kapal tenggelam."
Walaupun bercerita dengan kekesalan dibenaknya, Tio nggak lupa untuk menyelipkan sedikit pujian untuk Thea yang lebih sering Thea sebut gombalan bapak-bapak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐈𝐀𝐍𝐈𝐃𝐀; 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐝𝐚 (𝐒𝟏 & 𝐒𝟐) ✓
Фанфикшн𝗟𝗲𝗲 𝗧𝗮𝗲𝘆𝗼𝗻𝗴 𝗳𝘁. 𝗡𝗖𝗧 (𝗔𝗹𝘁𝗲𝗿𝗻𝗮𝘁𝗶𝘃𝗲 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲) 𝘉𝘦𝘳𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘥𝘢, 𝘛𝘩𝘦𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘱𝘢...
