DUABELAS

3.6K 458 34
                                    

Malam ini, penuh dengan suara rintikan hujan. malam dimana turunnya hujan dengan tenang, bahkan seorang gadis tengah memperhatikan turunnya air hujan dari jendela dengan kedua tangan yabg diletakkan pada lututnya.

Banyak sekali yang menghantui pikiran gadis itu, dirinya hanya terdiam dan merenungi apa yang ada di pikirannya.

Kamu mau kan jadi pacar aku?'

Iya, aku mau.'

'Aku udah dari lama sayang suka sama kamu'

'Sayang maaf, aku gak bisa jemput kamu, mama aku minta anter belanja.'

'Maaf sayang gak bisa, aku ada urusan, lain kali aja ya, aku janji.'

_Aku sayang sama kamu.'

'Sadar La! lo cuma di bego-in sama dia!'

'La, dia cuma jadiin lo boneka aja.'

'Percaya sama gua La, gua gak bohong.'

Air matanya kembali menetes, dirinya benar-benar bodoh mempertahankan hubungan dengan mantan kekasihnya yang selami ini mengkhianatinya.

"Jadi selama ini, dia anggap gua apa?"

Bragh!

Mala menoleh, dan menghapus air matanya secara kasar. ia terkejut dengan suara benda yang terjatuh dari arah bawah.

"Tikus? sejak kapan ada tikus dirumah?"

Dengan perasaan yang was-was, Mala memberanikan diri untuk melihat ke bawah, dirinya tak lupa membawa ponsel untuk berjaga-jaga.

Ceklek

Mala keluar kamar dengan pelan, ia sambil celingak-celinguk ke sekeliling memastikan benar-benar tak ada siapa-siapa disana. prasaan nya mulai tak tenang, ia berjalan dengan sedikit gemetar.

Gadis itu mulai menuruni tangga, ia melangkah dengan pelan. hingga tibanya Mala ditengah-tengah tangga, ia menghentikan langkahnya.

Bertapa terkejutnya Mala melihat 2 orang pria bertopeng hitam sedang mencari-cari sesuatu dari laci-laci disana, dirinya membeku ditempat.

"Buruan bro, nanti ketauan kita."

"Santai lah, kayaknya ini rumah sepi gak ada orang. buruan lanjut cari, biar cepet kaya kita."

Salah satu dari mereka celingak-celinguk ke sekeliling, ia memastikan benar-benar tak ada pemilik rumah tersebut. hingga akhirnya, ia menoleh ke arah tangga.

Deg

Mala kembali terkejut ketika ia melihat preman itu melihat dirinya, dirinya kembali gemetar dan diiringi dengan rasa takut.

"Cok! ada orang!"

Temannya menoleh, ia ikut terkejut melihat Mala yang berdiri di tangga.

"Buruan samperin!"

Mala segera berbalik badan, ia menaiki tangga kembali untuk menuju kamarnya, dirinya mulai menangis, menangis karena ketakutan.

Brak!

Mala menutup pintu dengan keras, ia segera menguncinya. gadis itu menangis dibalik pintu, ia tak tau harus bagaimana setelah ini.

"Bunda.. Mala takut..."

Mala membuka ponselnya, ia bergegas untuk menelpon Luna agar menolongnya.

Tuuuttt... tuuttt

"Ayo dong Luna, angkat..."

Brugh brugh brugh

"Woy! buka pintu nya!"

ABMC | BARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang