TIGAPULUHEMPAT

4.5K 540 77
                                    

hii semua, maap ya nunggu
aku udah mulai banyak kegiatan gaes:(
harap maklum ya kalo blm up"

Happy reading

***

"Ayah mana ya? lama banget.."

Ceklek

Mala menoleh ke arah pintu, tetapi dirinya mengernyit bingung ketika melihat seseorang yang datang.

"Hah?"

Terlihat seorang lelaki yang memakai topeng, dan jaket berwarna hitam, juga satu tangan yang di kebelakang kan seperti membawa sesuatu.

Perasaan Mala mulai khawatir saat itu, apakah pria ini ingin melukainya? atau menculiknya?

Merasa sangat takut, Mala segera menutupi wajahnya dengan selimut.

Kini, lelaki itu sudah berada tepat disamping Mala. Mala tau dengan itu, tapi dirinya tetap mengurung diri disana.

Lelaki itu tak membuka suara sama sekali, hal itu membuat Mala merasa heran. siapa sebenarnya lelaki ini? apa tujuan dia datang kemari?

Yuk bisa yuk, ini pasti orang iseng

Perlahan, Mala membuka selimutnya, dan menatap pada lelaki bertopeng disebelahnya. terlihat jika lelaki itu juga sedang menatap ke arahnya.

Jirr horror

"S-siapa lo?" tanya Mala dengan gugup.

Bukannya menjawab, justru lelaki itu malah memperlihatkan sesuatu pada Mala, dan menyodorkan benda tersebut.

Mala mengernyit "bunga?"

Mala kembali menoleh pada pria itu "lo siapa? maksudnya apa kasih gua bunga?" tanya Mala.

Lelaki itu mulai membuka topengnya, Mala sedikit menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas. saat sudah dibuka, Mala sempat melongo melihatnya.

Lelaki itu tersenyum "morning,"

"Rakha?"

"Gak diterima nih bunga nya?" tanya Rakha.

Mala kembali menoleh pada setangkai bunga mawar yang Rakha bawa, dirinya terkekeh kemudian menerima bunga tersebut.

"Tumben lo ngasih beginian?"

"Gak boleh?"

"Maksudnya, dalam rangka apa?"

Rakha menggeleng "gak dalam rangka apa-apa, tiba-tiba kepikiran mau ngasih."

"Hm.. oke thanks."

"Belum pulang?"

"Ya lo liat aja, orang gua masih disini."

"Ini udah jam sembilan?"

"Gatau, ayah belum jemput sama sekali. mau telepon juga gak ada hp gua disini, dibawa pulang sama bunda." ujar Mala. 

"Yaudah, ayok."

Mala mengernyit "ayok kemana?"

"Pulang."

"Tunggu ayah gua lah, yakali maen pulang duluan."

"Biar gua yang anter,'

"Gausah, gua gamau repotin lo terus."

"Udah gua bilang, gua gak pernah ngerasa direpotin ataupun keberatan."

"Oh ya?"

Rakha mengangguk.

ABMC | BARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang