DUAPULUHDELAPAN

4.4K 512 87
                                    

mau nanya, aku teh selama bikin
ada typo gak sih? kenapa kalian
gak pernah bilang atuh:(
maapin ya gaes kalo ada typo

Happy reading

***

"Sshh.."

"Kami akan memberikan salep khusus, agar luka bakar tidak menimbulkan infeksi."

Rakha mengangguk "terimakasih dok."

"Kalau begitu, saya permisi. resep obat bisa diambil sekalian pembayaran admistrasi nanti."

Rakha kembali mengangguk. setelah itu, dokter berlalu pergi dari ruangan.

Mala terus memegang punggung tangannya, ia meringis kesakitan karena memang sangat sakit sekali.

"Masih sakit? lo masih mau disini?"

"Hah?"

"Lo kesakitan gitu. yakin mau langsung pulang?"

"Cuma sakit di tangan, gua bukan lagi kritis."

"Siapa tau,"

"Sembarangan banget, amit-amit gua sakit sampe kritis."

"Bawel. ayok pulang,"

"Sabar kek jamet, gua lagi kesakitan gini bisa-bisanya lo nyuruh gua buat buru-buru."

Saat Mala hendak turun dari brankar, tiba-tiba saja dirinya tersandung sesuatu yang membuatnya hampir terjatuh. Rakha yang melihat itu, dengan cepat ia menahannya.

Deg

Kedua mata mereka saling bertemu, keduanya saling menatap dalam-dalam. pikiran mereka penuh dengan berbagai pertanyaan.

Kenapa gua deg-degan gini? nafas gua gak beraturan.

"Lo gapapa?"

Mala yang mendengar pertanyaan dari Rakha, ia langsung mengalihkan pandangannya.

"Hm?" Mala menggeleng "gapapa kok"

Rakha membantu Mala untuk turun dari brankar, ia merangkul gadis itu. setelahnya, mereka berjalan menuju keluar dari ruangan.

Sedangkan mata Mala masih fokus pada Rakha, mengapa perasaannya sedikit berbeda saat itu?

Jangan bilang ini pertanda gua suka sama ni cowok. aduh Mala.. kenapa si jadi gugup gini?

***

Tok tok tok

"Assalamualaikum,"

Ceklek

"Waalaikumsalam. astaga, anak gadis darimana? kenapa jam segini baru pulang?"

Mala tersenyum kaku, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal "hehe, maap bunda.."

"Seenggaknya kabarin orang tua, biar gak panik."

"Iya-iya maaf, tadi ada sedikit halangan.."

Pandangan Maura teralih pada tangah sebelah kiri Mala yang diperban. ia memegang punggung tangan Mala.

"Ini kenapa?" tanya Maura.

"Aws!" Mala meringis kesakitan ketika Maura memegangnya.

"Loh, kenapa?"

"Sakit bunda.."

"Iya, bunda tau ini sakit. tapi kenapa ini sampe di perban?"

"Anu.. kena air panas,"

Sontak Maura terkejut mendengarnya "air panas? kamu ngapain?"

Mala menggeleng "Mala gak ngapa-ngapain, cuma tadi mampir dulu ke tempat makan."

ABMC | BARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang