ENAMPULUHTIGA

3.4K 454 101
                                    

Pagi ini, Rakha dan Mala sudah berada di tempat biasa mereka berkeluh-kesah, yang tak lain taman favorit mereka.

Entah apa alasan Rakha yang tiba-tiba mengajak gadis itu untuk kesana, bahkan mereka tidak masuk kuliah hari itu.

Kini keduanya sedang duduk berdampingan, dengan memandang ke arah danau yang dimana terdapat beberapa angsa seperti biasanya.

"Mala," panggil lelaki itu seraya sedang mengusap lembut kepala gadis itu.

Mala menoleh, dan sedikit mendongak.

"Makasih ya,"

Mala mengernyit "makasih? makasih buat apa?" tanya Mala

Rakha menghela nafas pendek "makasih udah mau nerima aku, makasih banyak udah sabar sama sikap aku, intinya terlalu banyak kata-kata buat kamu, I'm lucky to have you." ucap Rakha dengan penuh kelembutan.

Mala sedikit kebingungan, tumben sekali Rakha mengatakan hal ini? tapi kemudian gadis itu tersenyum.

"You're welcome, aku yang seharusnya banyak bilang 'terimakasih' ke kamu, kamu yang udah banyak pengorbanan buat aku Rakha, udah lindungin aku selama ini.." balas Mala.

Rakha tersenyum "emang udah seharusnya, itu wajar buat laki-laki yang harus siap jaga perempuan."

"Sikap aku masih suka kekanak-kanakan, tapi cuman kamu yang tahan sama sikap aku, gak ada yang lain." ujar Mala.

"Justru itu yang bikin aku suka,"

"Kamu kenapa tiba-tiba ngucapin banyak 'makasih', tumben-tumbenan banget? ada apa?" tanya Mala yang masih keheranan.

Rakha menggeleng "emang gak boleh kalah ucapin makasih?"

"Bukan gitu, tapi aku heran aja, kamu gak akan kemana-mana kan?"

Mendengar itu, Rakha terdiam sejenak, ia menatap lekat-lekat wajah Mala, dengan penuh arti.

Kemudian Rakha tersenyum "aku disini,"

"Sikap kamu udah bikin aku nyaman, jangan pergi tiba-tiba ya? aku gak akan sanggup.." ucap Mala.

"Apa yang bikin kamu gak sanggup?" tanya Rakha.

Mala menggeleng "aku gak akan tahan kalau kamu lama-lama pergi, kita lama-lama gak ketemu, waktu kamu lupa sama aku aja, aku hampir pengen hilang dari sini."

Rakha terkekeh kecil "kenapa gitu?"

"Ya kamu pikir aja, lupa ingatan dan bisa-bisanya cuman inget sama masalalu, apalagi kamu mesra-mesraan sama dia di depan aku." ucap Mala sedikit menekan.

Rakha mengernyit "kapan?"

"Gak usah cari aman, aku tau kamu juga inget."

Rakha tersenyum, kemudian ia kembali mengusap rambut gadis itu.

"Biarpun kamu punya sifat manja, mandiri itu perlu." ujar Rakha.

Mala sedikit keheranan, "maksud kamu?"

Rakha menghela nafas pendek "aku gak mau ini terjadi, tapi kalau semisal kita gak ketemu dan jarang bareng lagi, kurangin sifat manja atau kekanakan kamu ke orang lain, cukup ke aku aja." jelas Rakha.

"Kenapa kamu bilang gitu? kamu mau kemana? jangan bilang mau akhirin hubungan kita." perasaan Mala mulai was-was saat itu.

Rakha menggeleng "enggak sayang, aku gak mungkin lepasin kamu gitu aja."

"Terus, kenapa kamu bilang gitu?" tanya Mala.

"Aku cuman sedikit nasehat aja, bukan berarti aku mau pergi beneran."

ABMC | BARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang