DUAPULUHDUA

4K 533 48
                                    

halo sengg, maaf baru lanjut..
kagett bgt buka wp udh rame😭.
makasi banyakkk, lope u buat kalian😻.

Happy reading

***

"Makanya, kalo disuruh sama orang tua itu nurut. disuruh makan dari pagi gak makan-makan."

Mala menutup kedua telinganya, pusing sekali mendengar ocehan Maura sedari tadi yang terus mengomel.

"Sekarang liat kan, kamu jadi demam gini, pake acara pingsan segala lagi. untung ada Rakha."

"Bunda brisik deh, ngomel-ngomel mulu."

"Gimana bunda gak ngomel? kamu dari pagi belum sarapan, trus gak keluar kamar juga, gimana bunda gak khawatir?" ujar Maura masih dengan mengomel pada sang anak.

"Iya-iya maaf.."

Maura menghela nafas panjang, kemudian beralih pada Rakha yang dari tadi ikut duduk di sofa.

"Rakha, makasi ya udah bantu Mala tadi. kalo gak ada kamu mungkin Mala masih ngurung diri dikamar."

Rakha tersenyum tipis, ia mengangguk "Sama-sama tante."

Setelah itu, Maura kembali menatap pada sang anak yang juga sedang menatapnya. Mala membuang pandangannya ketika Maura melihatnya.

"Makan sana, bunda beli bubur tadi."

Mala menggeleng "gasuka bubur."

"Kamu demam, lagi sakit, harus makan yang sehat."

"Bunda, bubur juga ada kaldu ayam nya, ada minyak nya, itu juga termasuk lemak bukan makanan sehat." jelas Mala.

"Bunda beli, gak pake kuah-kuahan."

"Mala mana mau, Mala gasuka bubur."

"Mala Elora Zeanesta!"

"Ya emang bunda gak masak? masa Mala harus banget makan bubur."

"Bunda masak yang pedes-pedes, kamu pantangin dulu makanan gak sehat."

"Gamau, Mala gak mau makan bubur."

Maura berdecak "Kamu ya, kalo dibilangin tuh nurut. bunda-"

Drrtt drttt

Ucapan Maura terhenti ketika ponselnya berbunyi, Maura menghela nafas kasar, kemudian mengangkat telepon itu sejenak.

"Halo, assalamualaikum?"

"..."

"Oh, iya-iya.. aku kesana."

"..."

"Waalaikumsalam."

Tut!

Setelah itu, Maura kembali menatap sang anak "bunda ada urusan, kalo sampe bunda pulang kamu belum makan, uang jajan kamu bunda potong."

Sontak Mala terkejut mendengarnya "Kok gitu sih bun? gak ada dong aturan begitu!"

"Terserah, kamu pikir sendiri. Assalamualaikum."

Maura langsung keluar rumah begitu saja, meninggalkan Mala dan Rakha yang tersisa disana.

Mala menghela nafas kasar, ia menyilangkan kedua tangannya sambil mendengus kesal "Waalaikumsalam." jawabnya dengan ketus ketika sang bunda sudah pergi dari sana.

Rakha beranjak dari sofa, ia menuju meja untuk mengambil sebuah plastik yang berisi bubur.

Mala mengernyit "Ngapain?"

ABMC | BARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang