TIGAPULUHSEMBILAN

4.3K 489 92
                                    

temen", sebelumnya maaf ya..
aku sekarang sering telat up.
karena aku ada kesibukan juga
di Real Life. harap maklum ya semua❤️

lanjut ke cerita deh,
Happy reading

***

"Wah.. coklat!"

Tak tak tak

Srrlpp

"Eh?"

Mata Mala terbelak terkejut melihatnya, dirinya segera menuruni tangga dengan cepat.

Dion hendak memakan sebungkus coklat yang ia temukan didalam kulkas, tetapi dengan cepat Mala mengambil alih coklat tersebut.

"Gak boleh!" cegah Mala merebut coklat itu.

Dion berdecak sebal "ih kak Mala! kenapa diambil coklat nya!" kesal Dion.

"Ini coklat punya kak Mala, kamu maen ambil-ambil aja."

"Tapi kan itu ada di kulkas, kak Mala juga gak bilang kalau punya coklat." ujar Dion.

"Kamu kira kak Mala kalau mau simpen apa-apa di kulkas harus bilang trus gitu ke kamu? yang ada abis semua."

"Minta dikit aja loh kak,'

Mala menggeleng "gamau."

"Dikit aja, plis.. itu coklat kesukaan aku."

"Beli lah sendiri, kamu kira kak Mala percaya kalau kamu bakal minta sedikit?"

"Serius loh kak, dikit aja.." rengek Dion sambil memohon-mohon pada sang kakak.

Mala kembali menggeleng "gak mau."

"Ish! kak Mala pelit!" celoteh Dion sambil menatap kesal pasa Mala.

"Udah tau pelit, masih aja minta."

Dion merengek "bunda... liat noh kak Mala," adu Dion pada sang bunda yang saat itu tengah memasak di dapur.

"Mala, kasih lah dikit adik nya. kasian itu,"

"Gabisa bunda, ini tuh coklat pemberian dari--eh" Mala menutup mulutnya, hampir saja ia keceplosan sesuatu.

Maura menoleh, ia mengernyit "dari siapa?"

"Em... anu beli d-dari toko nya langsung!" elak Mala dengan gugup.

"Beli? tadi bilang nya pemberian?"

"S-salah ngomong itu,"

Maura hanya menghela nafas dan menggelengkan kepalanya saja. kemudian ia kembali fokus pada kegiatannya.

"Minta lah kak, dikit aja.." bujuk Dion kembali.

"Gak. beli sendiri."

"Kak Mala pelit! kuburannya sempit!" ujar Dion dengan kesalnya.

"Heh! jangan sembarangan ya kamu kalo ngomong!"

"Ya abisnya, minta sedikit aja gak dikasih. itu namanya pelit."

"Kalau kamu orang nya gak rakus, masih bisa kak Mala kasih. sedangkan kamu sedikit coklat aja gak cukup."

"Aku bilangin ayah ntar," ancam Dion.

"Bilang aja, siapa takut? wle!" ejek Mala dengan sedikit menjulurkan lidahnya pada Dion yang seakan-akan meledek.

Saat Mala hendak kembali ke kamar dengan membawa coklat tersebut, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok

"Mala, bukain sana, pasti itu Rahel." titah Maura.

"Oh iya, gua gak liat Rahel dari tadi." gumam Mala.

ABMC | BARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang