DUAPULUHTUJUH

4.2K 508 94
                                    

Malam yang ditemani dengan turunnya rintikan hujan. seorang lelaki tengah menyaksikan turunnya air hujan dari jendela kamar.

Ting nung!

Ia menoleh ketika mendengar suara bel rumah berbunyi. siapa yang bertamu malam-malam?

Lelaki itu turun dari kursi, memakai sandal rumahannya lalu pergi dari kamar untuk menuju ke bawah.

Tok tok tok

"Sebentar!"

Ceklek

"Mala?"

Rakha mematung melihat kedatangan gadis itu. ada apa? tumben sekali datang malam-malam apalagi disaat hujan seperti ini.

Gadis itu tersenyum, tanpa mengucapkan apapun, ia menarik tangan Rakha untuk dibawa keluar rumah.

"Eh,"

Mala mengajak lelaki itu untuk berputar di tengah jalan yang sepi, mengajaknya bermain di tengah-tengah hujan deras seperti ini.

"Ngapain lo hujan-hujanan? nanti sakit."

Mala tak menjawab. wanita itu tersenyum gembira sambil menikmati turunnya air hujan dan menatap ke arah langit.

Rakha menatap keseruan gadis itu. melihat kebahagiaan yang terlepas di wajah Mala. tak mungkin jika harus dilarang jika hal itu membuat gadis ini bahagia.

Mala menarik tangan Rakha, membuat jarak mereka menjadi semakin dekat. gadis itu tersenyum "play with me"

Rakha ikut tersenyum mendengarnya, lalu Mala kembali mengajak lelaki itu untuk bermain hujan.

Keduanya kini menikmati turunnya air hujan, mereka bersenang-senang bersama. bahkan mereka berdansa layaknya seperti di acara.

Saat jarak keduanya kembali berdekatan, mereka saling menatap. Rakha tersenyum pada gadis itu. tangannya terangkat untuk membelai rambut Mala.

Mala ikut tersenyum, satu tangannya juga terangkat untuk mengusap pipi Rakha. "gua bahagia sama lo,"

"do you want to be my girlfriend?" tanya Rakha.

Mala sempat terkejut mendengarnya, tapi kemudian ia tersenyum dan mengangguk "I want to."

Rakha tersenyum "kita pacaran?"

Mala mengangguk masih dengan wajah tersenyum.

Merasa bahagia, Rakha mengangkat tubuh Mala. ia memeluk gadis itu sambil berputar-putar disana.

Bruk!

"Astaga ketua.."

Rakha membuka matanya dengan sempurna, ia meringis kesakitan karena barusan terjatuh ke lantai.

"Kenapa bisa jatoh? lo mimpi apa?" tanya Ilyas.

Rakha belum menjawab. jadi tadi hanya mimpi?

"Tumben banget lo tidur sampe jatoh segala. mimpi apasi?"

Rakha menggeleng "gak mimpi apa-apa."

"Trus kenapa bisa jatoh?"

"Gatau."

"Untuk gak cedera lo Rakh. makanya kalo mau tidur itu baca doa, biar gak mimpi aneh sampe jatoh kayak tadi." ujar Ilyas.

"Tau dari mana lo gua mimpi?" tanya Rakha.

"Udah jelas-jelas jatoh, gak mungkin lo lagi tidur tiba-tiba jatoh tanpa sebab selain mimpi."

"Gua gak mimpi," elak Rakha.

ABMC | BARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang