Mala maupun Rakha menoleh, mereka melihat kedatangan Luna yang sedang berdiri diambang pintu dengan wajah yang ditutup.
"Luna?"
"Kalian ngapain? kak Rakha kenapa bisa masuk?" tanya Luna masih dengan wajah yang ditutup.
"L-lo ngapain tutup muka?" tanya Mala.
"Gamau gua, mata gua gamau ternodai liat kalian ciuman." ujar Luna.
Sontak Mala dan Rakha terkejut mendengarnya, "Siapa yang kayak gitu!? jangan asal nuduh lo!" sentak Mala.
"Trus kalo bukan ngapain kalian berduaan dikamar? deket-deketan pula."
Mala berdecak "Buka dulu mata lo,"
Rakha menghela nafas, kemudian ia bangun dari duduknya. Luna perlahan membuka matanya, ia sedikit mengintip ke arah mereka.
"Ck. dibilang gak ngapa-ngapain."
Dengan perasaan ragu, Luna mulai mendekat pada mereka.
"Sorry kalo lo ngerasa gua gak sopan, tapi gua kesini cuma ada perlu sama Mala." ucap Rakha pada Luna agar gadis itu tidak salah paham.
"Urusan? t-tapi, kenapa tadi deket-deketan?"
Mala menghela nafas "G-gua gak sengaja pukul dia pake ini." ujar Mala seraya memperlihatkan pemukul tersebut.
"Kok bisa?"
"Ya kan gua kira penjahat, makanya gua pukul."
Luna menoleh dan tersenyum kaku pada Rakha "Maafin Mala ya kak,"
Rakha mengangguk "Lain kali kunci pintu sebelum keluar, kalau gak mau kejadian nya ke ulang."
Dih, nyindir gua lo?
"Gua duluan." ucap Rakha yang kemudian berlalu dari sana.
"Hm"
Luna menoleh pada Mala, "La, harusnya bilang makasih, bukan malah hm hm gitu"
"Ngapain? dia aja kesini ngagetin"
"Ihhh.. kebiasaan deh, kalian berdua ribut mulu"
"Dia duluan,"
"Untung bukan orang jahat La, mungkin kalo penjahat lagi lo bisa abis"
Mala menghela nafas "Gatau deh, lagian lo gak kunci pintu sih."
"Kan khawatir ada tamu La."
"Masih mending gak dibukain daripada bakal jadi bahaya."
Luna menghela nafas pasrah "Hm, iya deh iya.. gua yang salah. btw kak Rakha ngapain kesini?"
Mala memperlihatkan berkas-berkas yang tadi lelaki itu bawa "Ini"
Luna mengernyit "Apa itu?"
"Berkas-berkas laporan kegiatan kemaren,"
"Eh, kok yang gua belum jadi ya?"
Mala hanya menggelikan bahunya.
Luna kembali menghela nafas, kemudian dirinya ikut duduk di sebelah Mala.
"Eh, ini masih sakit?" tanya Luna sambil menunjuk pada perut Mala.
Mala menggeleng "Cuma sedikit aja,"
"Yakin?"
"Hm"
"Hm hm mulu lo dari tadi."
"Trus lo mau gua jawab apa?"
"Lo bilang, lo begini gara-gara tolongin kak Rakha dari mereka kan?" tanya Luna. Mala terdiam sejenak, tapi kemudian ia mengangguk.
Luna tersenyum "Nah, itu termasuk perasaan." ujar Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABMC | BARA [END]
Romance⚠️THE RESULTS OF YOUR OWN IDEAS⚠️ Gadis yang mempunyai kesabaran setipis tisu, bertemu dengan lelaki yang menurutnya sangat menyebalkan. Hanya karena satu kesalahan, ia membencinya. Tak sampai disitu, lelaki ini mulai risih dengan gadis yang sering...