DUAPULUHSEMBILAN

4.3K 463 103
                                    

maaf guys baru lanjut,
emang pada nunggu?

***

Tak tak tak

"Anak gadis baru turun,"

"Masuk kelas jam 9 ayah.."

"Yaudah, sarapan dulu. nanti ayah anter ke kampus."

Mala mengernyit "loh, ayah tumben belum berangkat?" tanya Mala sambil memundurkan kursi untuk duduk.

"Ayah ke kantor nanti sore, cuma mau meeting aja."

Mala hanya mengangguk paham.

"Kak Mala,"

Mala menoleh pada Dion yang barusaja memanggilnya.

"Apa?"

"Kak Mala tumben gak tagih aku syarat waktu itu?"

Sontak Mala terkejut mendengarnya. ia juga baru mengingat jika dirinya pernah memberi syarat pada Dion waktu itu.

"Oh iya lupa, kenapa kamu gak ngingetin?"

Dion menampilkan gigi rapihnya "hehe, sengaja sih.. biar kak Mala gak inget."

"Ihh! dasar ya kamu. gak akan kak Mala kasih apa-apa lagi ntar." ancam Mala.

Senyum di bibir Dion pudar mendengarnya "ih, jangan gitu lah kak."

"Ya abisnya, kamu maen nya curang!"

"Kan kak Mala biasanya inget loh, gak lupa."

"Kak Mala kan sekarang lagi sibuk banget.."

"Ya Dion mana tau,"

Mala menghela nafas "yaudah, mana?"

Mendengar itu, Dion kembali tertawa "hehe, belum."

Mala berdecak "dih! apaan sih! nyebelin banget belum ada-ada!" omel Mala.

"Terlalu susah itu kak, Dion gak bisa."

"Emang apa sih?" tanya Darel yang bingung dengan pertengkaran kedua anaknya.

Mala menoleh, ia menggeleng "ini urusan Mala sama Dion. ayah sama bunda gak boleh tau." ujar Mala.

"Jangan ajarin yang gak baik buat adik kamu Mala." sahut Maura.

"Enggak bunda, mana mungkin Mala ajarin begitu."

"Udah-udah, sarapan dulu." lerai Darel.

Mala berdecak kesal, ia menoleh pada Dion dan menatap kesal pada anak itu. sedangkan Dion tersenyum penuh kemenangan.

"Awas aja ya kamu, kalo sampe besok masih belum di laksanain, kak Mala aduin ke bunda kalo kamu top up game terus." ancam Mala, sedikit berbisik pada Dion sambil menunjuk anak itu.

Dion terkejut mendengarnya, ia menelan saliva nya. dirinya terdiam saat itu juga. sedangkan Mala tersenyum puas melihatnya.

Setelah itu, Mala beralih pada meja makan. dirinya mulai mengambil nasi, dan berbagai macam lauk. lalu mulai melahap sarapannya.

'Coba liat ke atas, cantik bintang nya?'

'Cantik.'

'Yang barusan bilang cantik juga gak kalah cantik.'

Saat Mala sedang mengunyah makanan, tiba-tiba saja dirinya teringat ucapan Rakha yang memujinya semalam.

Senyum nya terangkat, jujur ia merasakan salah tingkah malam itu. siapa sangka? lelaki yang sebelumnya dingin dan jarang banyak bicara justru kini jauh berbeda.

ABMC | BARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang