TRL. 41

2.2K 239 28
                                        

3 bulan kemudian

Setelah ketiadaan Gracias, Shani seperti kehilangan semangat hidup nya. Bagaimana tidak, Shani yang baru saja selesai dengan urusan nya langsung di hadapi dengan kenyataan pahit lain nya.

Selama tiga bulan terakhir ini Shani maupun Kenzie tak lagi turun ke lapangan untuk langsung menyelesaikan permasalahan yang terjadi di khalayak sekolah. Keynal memperbesar agensi nya dan keduanya lah yang kini mengambil alih untuk mengelola.

Dan selama itu pula sikap Shani mendadak berubah pada Kenzie, ia tak seceria dulu saat berinteraksi dengan Kenzie. Pada awalnya Kenzie memaklumi itu, namun lama kelamaan Shani malah terbiasa bersikap sedikit cuek pada Kenzie.

Hal itu tentu membuat Kenzie bingung dan bertanya-tanya, apa sebabnya Shani bisa seperti ini kepadanya.

Seperti sekarang waktunya makan siang, Kenzie datang keruangan Shani untuk mengajak nya makan siang bersama.

"Shani kita makan siang dulu" ajak nya, namun Shani hiraukan dia malah memilih fokus pada laptop di hadapannya

"Huhft" helaan napas panjang keluar dari mulut kenzie. "Kalau udah lapar duluan aja" seru Shani tanpa menoleh

Kenzie benar-benar sudah muak dengan peristiwa ini, dia berjalan ke arah Shani dan memegang tangan nya "KENZIE LEPAS" sentak Shani

"Ikut aku, baru aku lepasin kamu" tegas Kenzie. Shani berusaha memberontak namun tenaga nya kalah oleh kenzie

Sepanjang perjalanan banyak pasang mata yang melihat ke arah nya, beberapa dari mereka ada yang bertanya tapi sama sekali tak di tanggapi oleh Kenzie maupun Shani.

"Kenzie saya bilang lepasin" Kenzie seakan Tuli, dia tetap berjalan dengan tetap menggenggam pergelangan tangan Shani.

Kenzie membawa Shani ke lantai paling atas gedung ini. Tak ada lagi perlawanan yang Shani berikan, sekarang ia nampak mengikuti langkah Kenzie

Brugh

Pintu rooftop di banting dengan sangat kencang oleh Kenzie dan dia langsung melepas genggamannya pada lengan Shani

"Sshhh Aw" rintih Shani saat melihat pegangan itu terlepas

Gurat merah terlihat jelas mengelilingi pergelangan tangan Shani, hal itu membuat kenzie sedikit merasa bersalah

"Apa-apaan sih kamu ken" hardik Shani

"Kamu yang apa-apaan Shani, selama tiga bulan ini aku bisa tahan dengan sikap cuek kamu, tapi sekarang aku udah muak, aku benar-benar cape sama sikap kamu yang kaya begini terus menerus" tutur Kenzie dengan nafas yang memburu

"Aku gak bisa kalau harus kaya gini Shan, aku butuh penjelasan. Kenapa kamu kaya begini setelah Gracias tiada" tambah nya dengan suara yang lantang

Shani membuang pandangan nya ke arah lain, dia menatap gedung-gedung tinggi yang ada di sana

"Shani jawab aku" Kenzie mendekat dirinya pada Shani. Samar-samar Kenzie bisa mendengar isakan kecil dari mulut Shani

Namun ia tak mau menghentikan, mungkin Shani akan mengeluarkan unek-unek nya setelah ia menangis.

Lama kenzie menunggu sembari memandang lurus ke depan, akhirnya Shani menoleh dan mulai membuka suara

"Selama aku pergi waktu itu, aku tau kamu dan juga Gracias sudah mulai saling mencintai kan. Aku gak mau mengkhianati Gracias, kau pasti paham itu Kenzie" ujar Shani

"What The!! Jadi karena ini" batin kenzie ia tak habis pikir

Kenzie menggenggam kedua bahu Shani, kini tatapan keduanya saling beradu, tapi Shani sama sekali tak berani menatap mata Kenzie.

THE REAL LESSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang