TRL. 08

2.2K 240 22
                                    

Shani dan Kenzie sedang dalam perjalanan menuju apartemen, tak ada percakapan dalam perjalan itu, dengan Kenzie yang fokus lurus ke depan, dan shani yang sedang melihat pemandangan kota jakarta lewat kaca jendela samping

"Ekhem, eum mba nya dulu tinggal di mana sebelum ke Indonesia" Tanya Kenzie memecah keheningan

"Amerika" Ucap shani

"Berasa canggung lagi, padahal tadi udah ngobrol lama"batin shani

"Mas/mba" Ucap keduanya berbarengan

"Mba duluan aja" Titah Kenzie

"Eum kayanya kita harus ubah panggilan, berasa canggung banget kaya gini" Ungkap Shani

"Panggil saya nama aja" Titah Shani

"Tapi saya belum terbiasa" Ucap Kenzie

"Kenzie" Panggil Shani, sang empu menoleh lalu tersenyum

"Shani" Ucap kenzie sembari tersenyum, shani tersenyum, memainkan rahang nya, lalu menolehkan pandangan nya ke arah lain

"Cantik, lucu di borong semuanya" Batin kenzie, dan memfokuskan lagi pandangan nya ke depan

"Kita mampir dulu beli makanan, saya lupa belum belanja buat perlengkapan di apart" Pinta Shani

"Boleh, nanti kita mampir dulu" Tak terasa hari mulai malam, keduanya tengah duduk berdampingan di kedai pecel lele Kenzie sempat terheran, kenapa wanita secantik Shani mau makan di pinggir jalan seperti ini, namun ia tepis pemikiran seperti itu di kala melihat perlakuan Shani, terhadap beberapa pengemis dan pengamen yang sengaja lewat

Dia tak seperti Shani yang pertama kali bertemu di tukang sate tempo hari, Shani yang mampu menumbangkan dua preman, kini menghilang di balut Shani yang seperti bidadari tak bersayap

Apa Kenzie terpesona, kagum, suka, jawaban nya adalah iya, padahal dia baru saja bertemu "di bungkus aja, kita makan nya di apart" Kita, iya betul Shani mengajak Kenzie untuk makan malam bersama, Kenzie sempat berdalih ingin menemani sang papa, namun belum sempat ia berbicara,keynal menelpon bahwasanya dia akan keluar untuk bertemu dengan rekan bisnis nya malam ini

"Semuanya jadi 50ribu mba" Ucap si pedagang

"Biar saya aja yang bayar" Saat Shani menyodorkan uang, kenzie keburu menahan nya

"Saya saja tidak apa-apa" Ucap Shani, namun si pedagang malah mengambil uang yang di sodorkan oleh Kenzie

"Kan emang udah seharusnya suami yang bayar mba" Ucap si pedagang setelah mengambil uang di lengan kenzie

Shani menolehkan pandangan nya ke arah lain, dia tak bisa menahan senyum nya

"Kembalian nya ambil aja bang, ayo kita pulang" Entah kenzie sengaja atau tak sadar, dia menarik lembut tangan shani, dan tak ada penolakan

"Kenapa aku nurut banget" Batin shani

******

Selang beberapa menit di perjalan, keduanya sampai di apartemen "masukin ke basement dulu aja mobil nya" Titah Shani, kenzie mengangguk, namun sebelum itu shani turun terlebih dahulu dari mobil, dia menunggu Kenzie di pintu masuk utama

Setelah bertemu kembali, mereka berjalan beriringan, Shani beberapa kali tertangkap menyapa para pelayan yang tak sengaja berpapasan dengan nya

"Ramah, sopan, cantik, apalagi yah, ah banyak dia borong semuanya" Batin Kenzie menatap punggung shani

"Tapi berantem nya jago juga" Batin nya lagi, sesaat mengingat kejadian itu lagi

Apartemen Shani berada di lantai 15 dan kini keduanya tengah berada di dalam lift, ya cuman mereka berdua

THE REAL LESSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang