"Doctor, how much longer will it take? (dokter berapa lama lagi waktu yang di butuhkan" kita akan di perlihatkan pada dua sosok pria yang tengah berbicara di salah satu ruangan tertutup. Letak nya berada di negeri Paman Sam.
"I don't know, maybe he could really lose his life (saya tidak tahu, mungkin dia bisa saja benar-benar kehilangan nyawanya) " jawab nya
Srek
Pria itu mencekik leher sang dokter "don't play with me" ucap nya tegas seraya melepas cekikan nya
"Sorry" dokter itu menundukkan kepalanya sembari memegang lehernya yang sedikit sesak
"We've been meeting for quite a while, do you understand my country's language?
(Kita sudah cukup lama sering bertemu apa kau sudah paham dengan bahasa negara ku)" ucap nya sembari duduk di sebelah pasien yang sedang terbujur kaku dengan ratusan selang menempel pada tubuh nya"T-tentu" pria paruh baya lawan bicara nya itu tersenyum simpul
"A-aku bukan T-tuhan yang bisa menentukan hidup seseorang, a-aku hanya sebagai perantaranya saja" ungkap dokter itu
"Apa kau tidak ingat kau sedang berbicara dengan siapa" tanyanya dengan wajah tanpa ekspresi
Dokter itu hanya bisa menunduk, matanya enggan untuk menatap orang yang ada di hadapannya "lakukan yang terbaik, jangan sampai hatimu aku ganti hati angsa" ucap nya sedikit mengancam
"Aku harus bisa. Aku tidak ingin sesuatu terjadi pada keluarga ku" batin nya
"Dokter maaf aku sudah membuat mu takut"
"Bajingan tengik ini padahal hampir setiap hari membuat ku takut" batin sang dokter
Dia berdiri dan menoleh ke samping kanan tempat pasien itu terbaring, ia masih tak menyangka akan peristiwa ini.
"Lakukan yang terbaik, dan kau harus bisa menentukan waktunya" ucap nya tegas
"B-baik Tuan, saya akan lakukan semampu sa-"
"Kau harus mampu" pungkas nya memotong ucapan sang dokter
"Dua jam mendatang akan ada kiriman uang dan beberapa barang untuk mu, semoga peralatan itu semakin mempermudah pekerjaan mu" dokter menganggukan kepalanya
"Tuan boleh aku minta sesuatu" tanya nya sedikit takut, orang itu mengangkat kepalanya.
"a-apa aku boleh meminta dua asisten untuk membantu ku di sini, karena selama berbulan-bulan aku hanya sendirian" ungkap nya
"Aku sudah menyiapkan nya, mereka akan tiba satu jam kemudian" jawaban itu membuat sang dokter sedikit mengangkat senyum nya.
_________
Sinar matahari pagi menyeruak masuk melalui celah jendela, suara kicauan burung saling bersahutan terdengar sangat merdu. Di tambah dengan embun pagi yang masih menempel pada sela-sela kaca.
"Eungh" lenguh nya terdengar sangat halus, dia mengerjapkan matanya beberapa kali, mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar
Dengan itu di barengi oleh bulir bening yang keluar dari matanya "setelah kau tiada aku benar-benar merasakan kehilangan Aldara" racaunya dengan intonasi yang pelan
Tok
Tok
Tok
"Shani kau sudah bangun" teriak seseorang dari balik pintu
"Ya, aku sudah bangun kenzie" sahut Shani sembari bangkit dari kasur empuknya dan berjalan ke arah pintu
Setelah kejadian kemarin keduanya kini menjadi dekat kembali, karena bagaimana pun Shani tak bisa terus membohongi bahkan menyakiti hatinya sendiri untuk tidak berinteraksi dengan Kenzie, apalagi Shani sebelumnya sudah berniat untuk benar-benar pergi dari kehidupan Kenzie.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE REAL LESSON
AksiyonShani Alexa "Hahhh sudah lama tidak mencium bau aroma SMA" "selamat menjadi murid lagi shani" kenzie "Pintar sekali anak-anak sekarang, mereka bermain tanpa melibatkan tangan nya menjadi kotor, dan selalu saja bersembunyi di ketiak orang tuanya" "s...