TRL. 13

2.1K 255 15
                                    

Dentingan suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring terdengar cukup nyaring, ketiganya kini tengah melakukan kegiatan makan malam.

Satu gelas Wine berada tepat di samping piring Keynal, dan hal itu membuat Kenzie sedikit kesal. "Hey pak tua, tidak bisakah anda meminum minuman yang sehat saja"tegur Kenzie

"Ya ini yang sehat, apa kau tak tahu gizi yang terkandung dalam satu gelas Wine ini" Sengah Keynal

"Kau sedang berbicara apa pak tua, gizi apa yang terkandung dalam minuman  beralkohol itu" Ucap Kenzie sedikit kesal, pasal nya Keynal sudah sangat sering sekali menjadikan minuman ini sebagai pencuci mulut nya

"Ayo lah pah, papa udah tua. Plis berhenti minum yang mengandung alkohol" Titah Kenzie berubah lirih, Shani yang tadinya hanya menyimak, kini menoleh pada kenzie.

Keynal mendengar nada itu menjadi sedikit tersentuh "kau masih perdu-" Ucapan Keynal terpotong oleh Kenzie

"Kau memang menyebalkan, suka ingin menang sendiri, tapi kau tetap orang tua ku" Keynal tertegun, dia merasakan kepedulian dari anak nya ini, ada apa dengan Kenzie pikirnya.

"Nak apa ini kau" Tanya Keynal heran

"Kau menginginkan aku yang seperti apa pak tua" Kesal Kenzie

Keynal meraih gelas itu,ia balik gelas itu hingga air yang ada di dalam nya jatuh ke lantai.

"Jangan lupa yang di lemari penyimpanan itu" Celetuk Kenzie, Keynal bak di hipnotis, dia mengangguk dan langsung menyuruh bawahan nya itu mengambil semua persediaan minuman nya

"Maaf pah, aku bukan mau mengatur dan bersikap tidak sopan-"

"Ah kau kan memang selalu bersikap tidak sopan anak nakal" Tutur keynal

"Ck, dengerin dulu kek aku ngomong, maen potong aja" Kesal Kenzie berdecak

"Aku hanya ingin memberikan pelajaran hidup yang sebenarnya, aku sangat jarang sekali berinteraksi dengan mu pak tua, tapi percayalah aku tidak ingin cepat kehilangan seseorang yang hanya tinggal satu dalam hidup ku" Bukan hanya keynal yang terdiam mendengar ucapan Kenzie, shani yang berada tepat di hadapan nya pun menatap intens ke arah nya.

"Ternyata Kenzie bukan orang yang seperti itu" Batin Shani tersenyum, tak ada yang bisa melihat senyuman itu

"Kau mendapatkan hidayah dari mana wahai anak ku" Ucap Keynal dramatis

"Ck, jangan ngeledek deh, ayo cepet habisin makan nya, kita harus mendapatkan informasi dari bajingan itu secepatnya nya" Imbuh Kenzie, keynal terkekeh melihat wajah kesal anak nya

*****

Di gudang penyimpanan senjata, Shani sedang memilih alat apa yang akan dia bawa, hingga uluran tangan di pundaknya membuyarkan lamunan Shani.

"Kau sedang apa" Tanya Kenzie

"Ah, itu a-anu saya lagi memilih senjata yang pas untuk mengakhiri hidup bajingan tengik itu" Kenzie meneguk salivanya kasar mendengar penuturan Shani, bagaimana dia berucap seperti itu dengan mimik muka yang tenang.

"Kau pasti di suruh pak tua itu" Ujar Kenzie

"Apa kau tidak bisa mengubah panggilan itu, padahal beliau adalah ayah kamu loh" Tutur Shani

"Kau mulai mengatur hidup ku" Ucap Kenzie mengalihkan pandangan nya ke arah lain

"Maaf seharusnya saya sadar bahwasanya saya bukan siapa-siapa anda" Entah mengapa hati Shani mendadak sakit mendengar ucapan Kenzie barusan, tetapi sama halnya dengan Kenzie

Shani melenggang pergi dengan sebuah pena di tangan nya, "lah padahal kan bukan itu maksudnya woy, aduh Shani pake ngambek segala lagi, ah elah mood cewe gitu banget sih" Monolog Kenzie, dia menjadi panik sendiri saat melihat Shani seperti barusan

THE REAL LESSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang