Bab 14 Menghibur 🌻

38 29 0
                                    

(Percayalah Allah itu baik, takkan pernah meninggalkanmu sejatuh apapun dirimu)

***


Mayhra menatap sekeliling jalanan, ini adalah pengalaman pertamannya pergi bersama orang asing. Seorang Ataya yang memiliki insiden penabrakan punggung waktu itu.

Pria blak-blakan dan tidak tahu malu pikir Mahyra. Namun siapa sangka hari ini, dirinya pergi bersama orang tersebut. Bersama bolos di saat teman-temannya dengan giat mempersiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi terbaik.

Mahyra tanpa berpikir panjang mengiyakan dan mengikuti kemana perginya laki-laki yang sedang mengemudi ini.

Apakah ia akan diculik, lalu akan di bunuh, dan organ tubuhnya akan di jual. Memikirkan hal itu membuat Mahyra bergidik ngeri.

Dari kaca spion motor, Ataya dapat melihat hal tersebut "Kenapa lo?" teriaknya

"Hah?" Mahyra mencoba mendekatkan kepalanya ke depan agar lebih bisa mendengar apa yang diucapkan laki-laki itu.

"Lo kenapa?" ulangnya

"Oh itu, gue lagi mikir lo gak bakal bunuh terus jual organ gue kan?"

Ciiiiiiitt

Decitan ban motor itu terdengar, motor yang dikendarainya tiba-tiba berhenti. Mahyra cukup terkejut. Ataya berbalik menatap dengan sinis kepadanya.

Tangan pria itu terulur mengeplak kepala Mahyra yang tertutupi oleh helm, Mahyra terheran dibuatnya.

"Lo pikir ada yang bakal beli organ Lo" cibirnya

Mahyra membulatkan matanya mendegar itu, senang hati ingin sekali ia mengumpat di depan pria ini. Seenaknya mengatan hal seperti itu.

"Gini-gini ginjal gue masih bagus kali"

"Gue udah kaya raya, enggak perlu gue" ucap Ataya sambil melajukan kembali motor tersebut.

.

.

Berapa lama mereka menghabiskan waktu menempuh perjalanan dan akhirnya mereka sampai di sebuah pedesaan yang lumayan jauh dari kota. Bukan desa terpencil, hanya saja di tempat ini suasananya masih seperti pedesaan yang sedikit jauh akan polusi.

Mahyra berpikir ia akan di bawa kemana, atau ke tempat yang mewah. Rupaya ini berada di tempat yang membuatnya mampu tersenyum kecil.

Mereka turun dari motor, menghampiri sebuah rumah. Mungkin salah-satu rumah kenalan Ataya. Ataya mengetuk pintu rumah tersebut.

Rumah yang sederhana, beratapkan seng dengan dinding anyaman bambu dan beberapa dinding kayu. Bunga-bunga di sekitar rumah tersebut, terlihat terawat.

Rerumputan yang tumbuh, terlihat begitu asri dengan perpaduan pepohonan di sekitar rumah. Pohon yang memberi udara segar pastinya di kala pagi tiba. Mahyra sungguh menyukainya.

.

.

Dari balik pintu, seorang wanita paruh baya keluar. Terlihat Ataya dan wanita tersebut berbincang dengan baik, sepertinya mereka kenal.

Mahyra membulatkan mata dan menggerakkan dagunya ke atas seakan bertanya ada apa kepada Ataya yang memanggilnya sekaligus memintanya mendatanginya.

Mahyra berjalan menuju kedua orang tersebut yang masih berbincang sesekali terdengar tawa diantara keduanya. Wanita itu melihatnya, dan memberinya senyuman. Mahyra membalasnya, bisa Mahyra lihat ketulusan yang terpancar di kedua mata wanita yang tak lagi muda itu.

Serambi Doa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang