Bab 29 Menyerah 🌻

7 5 0
                                    

(Tuhan saat aku di situasi terberat maka tolong jangan pernah meninggalkanku saat diriku tak lagi meyakini sekitarku, karena engkaulah harapanku satu-satunya)

***

"Sudah di mana nak?" suara dari sang penelpon, menanyakan keberadaan anaknya yang telah meninggalkan rumah sejak tadi subuh.

"Alhamdulillah sudah di Jakarta umi, sebentar lagi sampai" balas pria yang masih sibuk menyetir mobil.

"Iya, nanti dikabari. Wa'alaykumussalam warahmatullah..."

Pria itu meletakkan ponsel di daskboard mobilnya, kembali fokus pada jalanan yang dilaluinya. Perjalan yang memakan waktu kurang lebih tiga jam dari Bandung ke Jakarta. Pria itu sudah berapa kali ke Jakarta untuk sekedar memeriksa beberapa cabang dari usahanya.

Pria berusia 26 tahun itu menjalani kehidupan yang terbilang jauh dari kehidupan glamor nuansa perkotaan.
Seperti yang ia bilang bahwa menjelajahi kota haruslah dibarengi dengan niat yang baik, sebab di perkotaan boleh jadi bertemu dengan sesuatu yang tak pantas untuk dipandang mata. Oleh karena itu ia pribadi tidak menyukai jika harus bepergian ke kota tanpa ada keperluan yang mengharuskannya berangkat.

.

.

Suara dari pemutar musik pada mobil, namun bukan mengeluarkan bunyi nyanyian melainkan suara salah-satu qori yang melafadzkan bacaan Al-Qur'an. Sesekali pria itu ikut membaca setiap apa yang terdengar olehnya.

"Qoola innii 'abdulloohi aataaniyal Kitaaba wa ja'alanii Nabiyyaa. Wa ja'alanii mubaarokan aina maa kungtu wa awsoonii bis Solaati waz Zakaati maa dumtu haiyyaa. Wa barrom biwaalidatii wa lam yaj'alnii jabbaarong shaqiyyaa. Wassalaamu 'alaiya yawma wulittu wa yawma amuutu wa yawma ub'atsu hayyaa. Dzaalika 'Isab-nu Maryama qowlal haqqil ladzii fiihi yamtaruun. Maa kaana lillaahi ai yattakhidza minw waladin Subehaanah; idzaa qodooo amrang fa innamaa yaquulu lahuu kun fa yakuun".

"Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Itulah Isa putra Maryam, (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan kebenarannya. Tidak patut bagi Allah mempunyai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu"

Sebuah Surah Maryam ayat 30-35, bagaimana Allah menjadikan nama wanita satu-satunya sebagai nama surah di dalam Al-Qur'an. Surah yang bisa menggambarkan bagaimana ketika manusia menganggap sesuatu yang mustahil baginya, apakah mengenai perkara cita-cita, impian atau apaun itu. Selama itu memanglah bisa diraih, maka tidak ada yang mustahil jika Allah berkehendak. Surah yang menyampaikan dalam sepenggal ayat tersebut bahwa, mereka yang tidak yakin akan terbantahkan atas hal tersebut.

Menyusuri jalanan yang masih sepi membuatnya lebih santai sembari menikmati pagi yang belum tersapa dengan banyaknya kendaraan. Melintasi beberapa kompleks pemukiman warga, rupanya masih sangat sepi padahal jam telah menunjukkan pukul enam lewat berapa menit. Sayang sekali melewatkan pagi tanpa berolahraga sedikit.

Beberapa meter dari arah depan, mata pria itu menangkap seperti seseorang berjalan di tengah jalan raya. Pri itu berpikir mungkin orang tersebut sedang menikmati pagi hari, menghiraukan hal itu, ia kembali fokus pada jalanan sembari mengikuti alunan bacaan Al-Qur'an yang terdengar.

Serambi Doa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang