Bab 25 Menjalani 🌻

6 4 0
                                    

(Jangan terpaku pada rasa sakit yang ada, kamu perlu melihat sekeliling agar diri tahu bahwa bukan hanya kita yang pernah terluka)

***

Dua tahun kemudian

"Maha suci Allah yang telah menciptan manusia sebagai sebaik-baik makhluk. Bagaimana ilmu Biologi, Kedokteran, bahkan Sains menjelaskan bagaimana seluk beluk manusia. Al-Qur'an telah menjelaskan itu"

Seorang dosen membuka matakuliah dengan selalu mengajak seisi kelas untuk healing sejenak.

Healing dengan membawa hati dan pikiran mentadabburi kekuasaan Allah yang kemudian dikaitlan dengan topik pembahasan.


Wanita berusia sekitaran 40 tahun membawakan pelajaran yang begitu memotivasi. Beliau bukan hanya sekedar seorang pengajar yang menuntaskan kewajibannya menyampaikan ilmu.


Ia adalah sosok pengajar yang memberikan nilai tambah, tentunya nilai yang jauh lebih bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa untuk kehidupan selanjutnya.


Mahyra selalu menyukai bagaimana wanita itu menjelaskan, hanya saja semenjak kejadian beberapa silam lalu. Saat dosennya itu memintanya untuk membaca Al-Qur'an, Mahyra menolak dengan berbagai alasan. Ia bukan tidak tahu membaca Al-Qur'an namun sesuatu di dalam dirinya menolak karena apa yang diberikan Tuhan untuknya, Mahyra belum menerima ha itu.


"Bagaimana Allah menjadikan manusia itu berasal dari sari patih tanah, kemudian Allah membentuknya dari segumpal darah setelah di simpan di dalam rahim seorang ibu. Lalu darah itu dijadikan segumpal daging oleh Allah. Kemudian dijadikan tulang belulang, apa yang terjadi lagi, Allah kemudian membungkus tulang itu dengan otot, dengan daging, maka Allah menciptakan mahluk".


Kami mendengar dengan sangat seksama, seakan kami terbawa menuju tempat dengan suasana sejuk, lambat laun menyadari bahwa ternyata kami ini bukanlah siapa-siapa.


Sebelum masuk kepada pembahasan inti, wanita itu mempersilahkan siapa saja yang hendak bertanya. Seorang perempuan di sisi kanan urutan ke tiga dari depan mengangkat tangan.


Entah apa yang membuat Mahyra melakulan hal tersebut. Ia kemudian dipersilahkan.


"Mengapa manusia diberikan masalah yang tidak pernah habis?, apakah tuhan tidak menyukainya?"


Mahyra spontan mempertanyaan hal tersebut. Namun baiklah, Mahyra pikir mari kita lihat bagaimana wanita itu menjawab pertanyaannya.

"Mahyra ya, Allah itu maha baik dan maha pengasih. Setiap manusia pasti diberi ujian yang berbeda, masalah yang berbeda. Kapan ujian itu berakhir, tentu saja ketika manusia itu telah meninggal".


Mahyra berusaha mencerna dan mendengarkan dengan baik.


"Allah memberikan ujian kepada manusia bukan tanpa ada maksud. Boleh jadi karena Allah ingin orang tersebut lebih dekat kepadaNya. Boleh jadi Allah ingin mengangkat derajat orang tersebut dengan melihat bagaimana manusia berserah diri kepadaNya. Atau bisa saja Alah ingin menegur, agar orang tersebut sadar dan akhirnya kembali ke jalan yang benar"

Serambi Doa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang