(Apa yang diberikan kepadamu, suka dan tidak suka pastilah akan memberimu pelajaran)***
Setelah kejadian kemarin, rasanya perasaan Mahyra sumpek. Pagi ini ia tidak melakukan aktivitas apapun. Mamanya bahkan belum mengecek apakah ia telah belajar semalam atau tidak.Sekarang menujukkan pukul sembilan lewat di pagi hari, dan Mahyra sama sekali belum menyentuh makanan sama sekali, bahkan semalam pun demikian.
"Duh," ia mengeluh kesakitan atas perutnya yang mulai keroncongan.
Apakah keluar kamar dan menuju dapur adalah pilihat yang tepat, tapi bagaimana jika ia bertemu dengan mamanya. Akankah ia diizinkan mengisi perutnya atas kejadian kemarin.
Sudah hal biasa baginya merasakan ini, semenjak papanya pergi, mamanya pun ikut berubah.
Sedari dulu mamanya adalah sosok yang sangat mementingkan perihal nilai dalam pendidikan, tapi semakin ke sini bahkan ia rasa mamanya semakin menjadi-jadi. Terkadang ia lelah, marah bahkan kecewa di saat yang bersamaan.
Mahyra mengambil ponselnya yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya, sepertinya hari ini ia akan sedikit meluangkan waktu untuk melupakan sejenak kejadian semalam.
Ruang Obrolan
Anda
Keluar yuuk, bosan nihNam Cantiik😭
Kemana beb?Anda
Kemana aja, jemput gue ya. Tapi jangan terlalu dekat rumah.Nam Cantiik😭
Terus dimana?Anda
Dekat Indomaret aja, gue siap-siap sekarangNam Cantiik😭
OkeMahyra bersegera mengganti pakaian dengan pakaian kasual, tak lupa ia mengikat rambutnya asal, menarik hoodie biru mudanya, berpadu rok panjang lebar berwarna hitam. Ia lebih suka mengenakan pakaian longgar bahkan memakai rok jika dibandingkan dengan memakai celana jeans.
Beberapa menit, sekarang ia telah siap. Ia bingung harus melewati jalanan mana, apakah ia harus lewat pintu utama rumah atau melompat dari jendela.
Langkahnya membawanya ke arah jendela dan sedikit melihat ke bawah, bagaimana bisa ia akan memanjat dan menuruni dinding sekat yang tinggi ini.
Baiklah mungkin ia akan mengendap.
.
.
Menutup pintu dengan pelan, hari ini adalah hari Rabu dan kedua kakaknya tidak sedang di rumah sebab mereka masih menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Kakak pertamanya akan mempersiapkan program spesialis di Singapura, sementara yang kedua masih menyusun tugas akhir sebagai mahasiswa kedokteran.
Ia tidak bisa menjamin bahwa mamanya tidak ada di rumah, tapi saat menuruni tangga terlihat hening dan sepi. Mungkinkah tidak ada siapa-siapa.
Ia akan keluar dari pintu belakang agar tidak tertangkap oleh cctv yang ada di depan rumah. Ia berjalan sedikit cepat untuk menghindari kemungkinan yang akan terjadi.
"Sial" biasanya pintu ini tak pernah dikunci, ia bahkan tak melihat bibi Intan, asisten rumah tangga di rumah ini.
Ia memutar otaknya, dan tanpa diduga ia akan melewati jendela yang ada di ruang cuci bersih. Mahyra berlari kecil, dan beruntungnya jendela itu tidak memiliki kisi-kisi sehingga ia bisa melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serambi Doa [REVISI]
Fiksi RemajaMahyra segera berlari, untungnya ia tak pergi jauh. Ia masuk ke dalam gedung, melewati koridor. Sial, kelasnya berada di lantai tiga. Ia menunggu dengan gelisah di depan lift, sampai lift terbuka ia segera masuk dan menekan tombol nomor 3. Ia panik...