Bab 22 Sakit 🌻

6 5 0
                                    

(Allah itu terkadang memberi rasa sakit untuk membuat kita sadar kalau sehat itu sangatlah berharga, atau boleh jadi Allah mau mengangkat derajat seorang hamba bahkan sampai menghapus dosa-dosanya)

***

Mahyra terduduk di sisi sebuah nakas di ruangan bercat putih berukuran sekitar 3x4 m. Sudah lebih dari 4 hari, seorang wanita dewasa masih terbaring di pembaringan. Awalnya ia tidak pernah menyangka jika wanita itu akan berakhir di tempat seperti ini dengan kondisi yang tidak dikatakan baik-baik saja.

Mahyra menyesal di hari pertama ia tahu mamanya deman, ia tak segera mengatar ke rumah sakit. Sehingga mamanya berakhir dengan gejala Tifus, ia berpikir apakah mamanya kelelahan sehingga memicu dirinya sakit.

.

.

Tifus adalah penyakit yang umumnya ditandai dengan demam, sakit perut, mual, pusing, nyeri otot, sering buang air besar atau diare dan lain sebagainya.

Tifus disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi dan biasanya ditemukan pada makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut.

Penyebab lainnya juga berbeda, namun penyakit ini sering sekali terjadi pada anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada orang dewasa sekalipun.

Wanita itu terlihat begitu lemah, hanya akan bangun ketika makan, atau ke kamar mandi. Jangankan untuk makan, berbicara saja seakan berat untuk dilakukan.

Hari menjelang sore, dan Mahyra hanya seorang diri menemani orang terkasihnya. Bahkan saat menghubungi kakak keduanya, sama sekali tiada jawaban.

Hari ini Mahyra menghubungi Nam untuk menemaninya di Rumah Sakit. Ia butuh teman untuk membagi semuanya.

.

.

Mahyra menutup pintu kamar inap mamanya setelah ia memastikan mamanya baik-baik saja. Ia berencana akan keluar sebentar mencari apa yang bisa dijadikan untuk mengisi perut.

Selama mamanya sakit, ia tidak pernah makan dengan teratur, ia tidak selera hanya untuk makan makanan berat.

Mahyra melangkah keluar dari Rumah sakit menuju mini market terdekat. Ia hanya akan membeli beberap cemilan dan sedikit roti dan minuman untuk mengisi perutnya.

Satu persatu Mahyra memasukkan belanjaan ke dalam keranjang yang ia pegang, entah kenapa jika tak berselera makan, ia masih bisa memasukkan cemilan-cemilan ke dalam perutnya.

Saat melangkahkan kaki menuju kasir, Mahyra terpaku dengan pemandangan di hadapannya. Ia mengucek matanya dengan pelan untuk memastikan penglihatannya tidak salah.

Seorang wanita tua dan seorang remaja seumuran dengannya kemungkinan Mahyra. Tidak ada yang salah dengan keduanya, hanya saja Mahyra yakin jika perempuan yang sepantaran dengannya adalah perempuan yang ia lihat beberapa hari lalu.

Melihatnya membuat Mahyra mengingat kejadian waktu itu, dan sukses membuat denyutan  itu terasa kembali.

Mahyra masih diam tak melangkah, ia menatap keduanya dari jarak kurang lebih berapa langkah dari tempatnya. Ia bisa melihat bagaimana remaja itu tersenyum dengan sangat cantik, tutur kata yang begitu lembut, memanglah berbeda dengannya. Jangankan hal itu, ia menyadari dirinya terlalu jauh.

Seakan direncanakan, wanita itu melihat ke arah Mahyra tanpa bisa Mahyra menghindar, perempuan itu tersenyum. Entah mengapa dan bagaimana bisa perempuan itu berjalan ke arahnya.

Mahyra berdebar, apa yang harus ia lakukan, kakinya seperti menginjak lem dan susah untuk dilepas. Wanita itu semakin dekat, dan sekarang berdiri di hadapannya.

Serambi Doa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang