10 komen & 50 voteSesampainya di rumah, Naya mendudukan bokongnya sedikit kasar. Gadis itu sedikit merasa entahlah, padahal dikantor ia hanya duduk manis, nyemil, habis itu siangnya lunch terus mampir ke kediaman Bagaskara dan sore baru pulang.
Naya sedikit bersyukur, tunangannya tidak mau di minta mampir. Dengan alasan ada urusan lain, entah itu benar atau hanya bohong saja Naya tidak peduli.
Suara notifikasi masuk ke ponselnya.
Kak Gama
Mandi, baby.
Jgn lupa mkan malamnya, istirahat yg cukup ya sayang.
Mksih buat hari ini, i love you babyRasanya Naya ingin muntah melihat pesan masuk itu. Kenapa Gama menjadi se-alay ini? Rasanya bukan Gama sekali. Pria itu dikenal irit bicara.
"Astaghfirullahaladzim, mimpi apa aku semalam ya Allah..." gumamnya meringis malu sendiri.
Bahkan untuk membalas pesan itu Naya tidak mampu menggerakkan jarinya. Ia hanya membacanya saja dan langsung bergegas mandi menyegarkan otak dan tubuhnya.
Selesai bebersih, Naya sudah mengenakan piyama tidur berwarna coklat polos dengan garis putih di tiap sisi bajunya. Kakinya melangkah memeriksa notifikasi yang sedari 5 menit lalu berbunyi.
Ternyata Gama menelponnya 3 kali. Ia beralih ke pesan yang dikirim.
Kak Gama
Aku pesanin grab food, sayang.
Bucketnya udah sampai sayang.
Hope you like it ♥️Naya sedikit tertegun. Gama kenapa semakin menjadi lebih romantis setelah status kita berganti. Naya penyuka bunga, hampir semua ia menyukai.
Gadis itu sedikit berlari keluar dari kamarnya dengan ponsel di genggamannya. Hingga tanpa sengaja bahunya menyenggol tubuh Nia.
"Aduh," ringisnya. Naya kontan terhenti.
Naya meringis,"Maaf ya kak, gue nggak sadar kalau nyenggol lo." Mengusap-usap bahu Nia.
Sedangkan perempuan itu berdecak sedikit kesal,"Iya." Lantas melenggang ke kamarnya. Naya melihat punggung kakaknya yang mulai menghilang dibalik pintu kamarnya.
Sedikit tidak biasa. Pikir Naya pada Nia. Ia kembali melanjutkan langkahnya.
"Naya," suara Indi memanggil dari ruang tamu. Segera gadis itu mendekat.
Indi tampak sedang menatap bucket bunga di tangannya. Lalu melirik Naya,"Ada bucket, Nak. Mama tebak sih dari Gama." kata Indi menyerahkannya pada Naya.
Mawar merah. Naya menerimanya dengan senang hati, bibirnya tersungging jelas. Ia sedikit menghirup aroma mawar tersebut.
"Tuh, bener kan kata Mama. Gama itu anak baik, sayang banget dia sama kamu." ucap Indi tersenyum menggodanya. Naya menyampirkan surai yang menjuntai ke samping telinga.
"Apaan sih, Ma, biasa aja tuh, Naya." ucapnya berlagak. Ia menaruh bucket itu di sisi paper bag berisi 5 cheese burger, dan kentang goreng.
"Bohong, Mama tuh pernah tau." sindir Indi. Naya melirik Indi tajam,"sstttt, mending kita makan burgernya. Kak Gama beliin lebih pasti buat sekeluarga."
"Emang menantu, idaman si Gama. Nggak salah pilih Mama tuh," kata Indi disamping Naya yang mendudukan bokongnya lebih dulu.
"Terserah Mama deh," Naya mengalah. Netra hazelnya terpaku pada mawar di hadapannya. Suka sekali bunga itu, nanti ia akan taruh di vas bunga berisi air supaya tahan lama hidupnya, dan supaya menambah aesthetic kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gamara's
Roman pour AdolescentsGamara Bagaskara adalah keturunan tunggal dari marga Bagaskara. Pria tampan itu penuh pesona dan karisma. Dan Kanaya odisa ialah gadis yang paling Gama cinta. Pria itu sangat menggilainya. Siapapun pasti akan merasakan akibatnya jika merebut Kanay...