di apart Zee,ke empat gadis itu sedang menikmati alkohol dan juga rokok rokok mereka.tetapi Zee sudah tidak sadarkan diri dari tadi.gadis itu kebanyakan minum alkohol.
dan tersisa ke tiga sahabatnya yang sedang bermain kartu uno.suara berisik itu tidak membuat Zee merasa terganggu sedikitpun.
"ni anak mabok mulu dah belakangan ini.Zee lagi ada masalah ya?" tanya Olla.
"ada kali.Zee orang nya tertutup banget." ucap Adel.
"ntar deh kalau udah bangun,kita tanyain anaknya." ucap Oniel.
beberapa jam sudah berlalu,akhirnya Zee sudah terbangun dari tidurnya.gadis itu terlihat sangat berantakan.
"cuci muka lo sono,jelek banget." ucap Olla.
"gimana pun bentukan gue,gue tetap cantik." ucap Zee dengan pede nya sambil berlalu dari hadapan ketiga gadis itu.
ia mencuci wajahnya sambil melihat pantulan dirinya di cermin wastafel.Zee tersenyum kecut."miris banget hidup gue." gumam nya.lalu ia mengeringkan wajahnya menggunakan handuk kecil dan keluar dari toilet.
"makan gih,kita tadi udah pesenin makanan." ucap Adel.
"ntar aja.masih belum laper gue." ucap Zee duduk kembali di sofa.
"lo kenapa Zee? lagi ada masalah ya? cerita cerita dong sama kita.lo nggak pernah mau cerita apapun sama kita.lo nggak nganggep kita sahabat lo apa?" ucap Oniel.
"bukan gitu maksud gue.gue nganggep lo pada sahabat gue kok.cuma gue males aja cerita."
"jangan gitu dong.cerita aja,siapa tau kita bisa bantu.atau setidaknya beban lo berkurang." ucap Olla.
"gue bingung mau cerita dari mana dulu."
"cerita aja apa yang mau lo ceritakan." ucap Adel yang di angguki oleh Olla dan Oniel.
"lo pada taukan kalau gue punya adik dan kembaran?"
"tau." ucap ketiga gadis itu serentak.
"nah,di rumah gue jadi anak yang di beda bedakan gitu."
"maksud lo?" tanya Adel.
"gue anak tengah berasa nggak di anggep,kasih sayang dan perhatian bokap nyokap gue cuma untuk Zean dan Ashel doang.awalnya gue biasa aja,tapi makin lama gue ngerasa kalau gue ini nggak pernah di anggap ada dan di bedakan.contoh kecilnya aja kemarin nyokap gue ulang tahun,Zean dan Ashel di suapin kue ulang tahun sementara gue enggak.atau waktu mau liburan bokap nyokap minta pendapat sama Zean dan Ashel mau liburan kemana sedangkan sama gue enggak pernah tuh mereka minta pendapat.gue cuma tim ngikut doang.ya gue kan juga pengen gitu mengutarakan pendapat gue.lo pada ngerti kan maksud gue?"
ketiga gadis itu menganggukkan kepalanya cepat,"jadi lo ngerasa nggak di anggep gitu?" tanya Oniel.
Zee mengangguk lemah."Zean sama Ashel sadar nggak kalau lo di bedakan gitu?" tanya Adel.
Zee menggangkat bahunya,"harusnya sih sadar.orang perbedaannya jelas banget."
"nasib anak tengah memang gitu bro.gue juga gitu.lo sabar aja dah.atau lo bilang sama bokap nyokap lo kalau lo juga butuh kasih sayang dan perhatian kaya kembaran lo dan Ashel." ucap Adel.
"males ah,biarin aja dah."
-
-
-tepat pukul 12 malam kini Zee baru saja sampai di rumah nya.semua lampu ruangan sudah mati,ia berjalan menaiki anak tangga menuju kamar nya yang berada di lantai dua.saat membuka pintu kamar nya,ia melihat Ashel sedang duduk di sofa sambil menonton film kartun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak di anggap
Randomkisah seorang gadis yang tidak pernah di anggap ada oleh anggota keluarganya.