"mama bilang juga apa? anak itu memang susah di atur.lagian untuk apa kita bawa Zee ikut liburan sama kita.kita ber empat aja udah cukup kok Cel." ucap Gracia yang masuk kedalam kamar penginapannya ini.
"mama kamu bener sayang,biarkan Zee pergi sama temen temennya.lagian kita juga dua harian kok disini.besok kalau udah liburan panjang,baru kita ajak Zee liburan juga sama kita.gimana? setuju nggak?" ucap Sean berusaha menyenangkan hati anak bungsu nya itu.
"terserah deh.aku capek." ucap Ashel.
"ya udah kalau gitu.selamat istirahat ya anak cantik dan ganteng mama.besok jangan sampai bangun kesiangan.karena besok kita akan pergi ke kebun teh.oke?" ucap Gracia.
"hm." ucap Ashel.
"oke ma." ucap Zean.
Sean dan Gracia pun sama sama mengecup pipi kedua anaknya itu dan pergi dari kamar penginapan Ashel dan Zean.
-
-
-pagi sudah datang kembali,terdapat seorang gadis yang baru saja membuka matanya secara berlahan.ia melihat ke sekelilingnya ternyata ini bukan di apartement atau di kamar tersayang nya itu.ia masih berada di markas.
Zee melihat ke tiga sahabatnya yang ternyata sudah bangun lebih dulu.ketiga gadis itu tampak sedang bersantai di taman samping.
Zee pun berjalan gontai,ia juga mengucek matanya sambil menguap.
"eh Zee,bangun juga akhirnya lo.kita kirain lo simulasi mati tau." ucap Oniel.
"mulut lo gue jambak entar ya Niel." ucap Zee ikut duduk di sebelah Adel.
"habis nya lo mabok banget tadi malem.sampai sampai adek lo nelfon pun lo nggak tau dan malah ngebentak dia."
"emang iya?"
"iye ege."
Zee hanya diam saja.ia melihat ada beberapa kotak rokok yang terdapat di atas meja.ia pun langsung menyambar rokok itu lalu menghidupkan nya.
"lo lagi ada masalah lagi ya sama keluarga lo?" tanya Olla.
"enggak,cuma gue rada sakit hati aja karna mereka pergi liburan weekand nggak ngajak ngajak gue.kalau pun nggak mau gue ikut,ya minimal basa basi ngapa.gue pun juga kagak mau ikut sama mereka.takut banget kalau gue ikut."
"keluarga lo kok segitu nya banget sih Zee." ucap Adel.
"nggak tau,berasa jadi anak tiri gue.entar kalau ada mau nya,baru baik baik sama gue.coba kalau nggak ada mau nya,gue di anggep ada pun enggak dirumah.bokap nyokap gue juga bisanya cuma banding bandingin gue sama Zean dan Acel.sakit hati tau nggak kalau di banding bandingin.ntar kalau gue ngelawan,dibilang anak durhaka lah,apalah lah,ini lah,itu lah.ujung ujung nya gue juga kena tabok."
"sabar ae,semua akan indah pada waktu nya." ucap Oniel.
"bacot." ucap Zee.ketiga sahabatnya itu pun tertawa mendengar ucapan Zee.
"eh,cari sarapan yuk.gue laper banget nih dari semalem gue belum makan." ucap Adel.
"ayo dah." ucap ketiga gadis itu dengan serentak. mereka pun sama sama pergi mencari sarapan pagi ini.
sorenya Sean dan Gracia beserta kedua anaknya baru saja sampai di rumah.
"Zee mana ya?" ucap Ashel langsung mencari keberadaan kakak nya itu.mereka berempat sama sama membanting tubuh mereka di sofa ruang tv.
"papa haus banget nih.pengen minum yang seger seger." ucap Sean.
"bi...bibi..." panggil Ashel.
bi Sum pun datang sambil tergopoh gopoh dari arah dapur."iya non,ada yang bisa bibi bantu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak di anggap
Randomkisah seorang gadis yang tidak pernah di anggap ada oleh anggota keluarganya.