setelah sampai di rumah,Zee di marahi habis habisan oleh Sean dan juga Gracia.
"kamu bisa nggak sih sehari aja nggak usah buat ulah.mama sama papa malu punya anak kaya kamu." ucap Gracia.
"aku nggak akan mulai kalau dia nggak ngata ngatain aku ma."
"jangan banyak alesan Zee.mama nggak nerima alesan apa pun dari kamu."
"mama nggak akan mau menyekolahkan kamu lagi kalau kaya gini ujung nya." ucap Gracia lagi.
"papa dan mama udah mutusin kalau kamu nggak akan ada sekolah lagi.jadi,mulai besok kamu udah mulai kerja di perusahaan papa."
"nggak!!,aku nggak mau kerja di perusahaan papa.aku nggak ngerti dengan urusan kantor yang kaya begituan pa.pelajaran di sekolah aja aku sering dapet nilai rendah,apalagi urusan pekerjaan yang kaya gini."
"papa nggak nerima bantahan apapun dari kamu.pokoknya besok kamu udah harus masuk kantor.dan sekarang,kamu masuk kekamar kamu."
Zee terlihat sedang menahan amarahnya.ia mengepalkan kedua tangannya dan naik ke lantai atas di mana kamarnya berada.
Sean dan juga Gracia menghembuskan nafas kasar.mereka sudah sangat capek melihat tingkah laku Zee yang seperti itu.
"anak itu memang nggak bisa di atur.aku capek ngadepin dia." ucap Gracia.
Sean hanya memeluk tubuh istrinya dari samping.
-
-
-setelah sampai di rumah,Ashel langsung naik ke lantai atas.ia masuk begitu saja kedalam kamar Zee tanpa mengetuk nya terlebih dahulu.
"Zee..kamu nggak papa kan?" ucap Ashel.
Zee yang sedang duduk di kasur sambil memainkan ponselnya pun langsung melihat ke arah gadis itu.
"nggak papa.udah keluar sana.jangan gangguin gue."
Ashel seakan akan tuli dengan ucapan Zee.ia duduk di tepi kasur dan memperhatikan wajah Zee yang terdapat beberapa bekas luka lebam.
"ini kenapa? lihat dulu." ucap Ashel.
Zee berdecak sebal melihat Ashel yang selalu saja mengganggu ketenangannya."ck,udah sana."
"jawab dulu,ini kenapa?"
"di tonjok Aldo."
"bukan yang di deket bibir,tapi ini yang di pipi."
"di tabok papa."
"yang di deket jidat kenapa agak bengkak gini."
"di tabok mama pakai tas."
"udah di obati belum?"
"belum."
"aku obati ya"
"nggak usah gue bilang.lo budeg ya? udah keluar dari kamar gue.lo mau gue apa apa in lagi kaya waktu itu?."
Ashel langsung menggeleng cepat.gadis itupun akhirnya keluar dari kamar kakak perempuannya dengan wajah yang di tekuk.
di luar kamar,Ashel melihat Zean yang baru saja ingin masuk kedalam kamar nya.
kakak laki laki nya itu kebingungan melihat Ashel yang terlihat panik.
"kamu kenapa Cel? kok kaya orang panikan gitu?" ucap Zean.
"nggak papa.aku mau ke kamar dulu."
Zean hanya mengangguk sebagai jawaban."eh iya,ntar malem jangan lupa kita ada acara makan malem sama bokap nyokap nya Marsha di kafe kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak di anggap
Randomkisah seorang gadis yang tidak pernah di anggap ada oleh anggota keluarganya.