pagi ini Gracia masih terlihat marah dengan anak kedua nya itu.padahal Zee tidak ada di meja makan.
"udah sayang,kamu jangan marah marah mulu." ucap Sean.
"aku kesel banget sama anak itu mas,sekarang dia udah berani banget nyobain barang terlarang itu."
"ya siapa tau Zee nya bohong.mana tau dia meng iya kan kata kata kamu itu biar masalah ini cepat selesai.atau dia dalam pengaruh alkohol.kamu kan lihat mata Zee merah banget tadi malem."
Gracia menghembuskan nafasnya kasar,ia juga memijit kening nya yang terasa sangat pusing.
"ma,pa aku dan Acel berangkat deluan ya." ucap Zean.
"iya sayang.kalian hati hati di jalan ya,belajar yang bener biar nggak kaya Azizi.masa depan dia nggak jelas tu." ucap Gracia.
Zean dan Ashel hanya diam saja.mereka menyalam tangan Sean dan Gracia lalu mengecup pipi kedua orang tunya itu.
"mama jangan banyak fikiran,bener kata papa.siapa tau Zee memang dalam pengaruh alkohol.mangkanya jawaban dia ngelantur tadi malem." ucap Ashel.
"iya sayang. udah berangkat sana,ntar telat loh."
"oke ma." kedua anak itu pun berlalu dari hadapan Sean dan Gracia.
sementara di kamar Zee,gadis itu belum juga membuka matanya.padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
namun,tidur nyenyak nya harus terganggu karena suara suara yang memekak kan telinga yang berasal dari luar rumah nya.ia langsung membuka matanya dan mendengus kesal.Zee menyibakkan selimut tebalnya dan berjalan menuju jendela kamar nya yang besar itu.
di depan sana,lebih tepat nya di sebrang jalan depan rumah nya,terdapat beberapa orang pekerja sedang memasang sebuah sepanduk.
Zee memicingkan sedikit matanya untuk memperjelas penglihatannya.
terlihat tulisan coming soon di sebuah spanduk yang tergantung.
"apaan tu?" gumam Zee.
ia pun semakin melihat satu per satu orang orang yang ada di sana.tapi ada orang yang sangat ia kenal sedang berdiri memantau para pekerja itu.
"papa." gumam nya lagi.
ia pun berjalan keluar dari kamar nya menuju ke lantai bawah.di sana tidak ada satupun anggota keluarganya.
"bi....bibi..." panggil Zee sambil menuruni anak tangga.
"iya non?"
"mama sama yang lain kemana?"
"loh,ibu kan sudah pergi ke rumah sakit.non Acel dan den Zean udah berangkat ke sekolah,kalau bapak ada di depan non.itu lagi mantau para pekerja."
"papa mau buat apa di depan bi?"
"katanya sih mau buat kafe gitu.dari pada rumah yang di depan kosong,jadi bapak mau ngerubah rumah itu jadi kafe.ya kaya bentukan kafe kafe yang sekarang itu loh non.yang kafe bentukan rumah gitu,bibi juga nggak ngerti ngerti banget."
"ohh gitu,iya deh.kalau gitu aku mau ke kamar dulu." ucap Zee menaiki anak tangga lagi menuju ke kamar nya.
"non.." panggil bibi dari bawah.Zee langsung memberhentikan langkahnya dan melihat ke bawah.
"kenapa bi?"
"tadi bibi ada nerima paket atas nama non Zee."
"paket?"
"iya paket,kata kurir nya tadi atas nama non Azizi."
"mana? coba liat dong.perasaan aku nggak ada pesen paket deh.punya Acel atau Zean kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak di anggap
Randomkisah seorang gadis yang tidak pernah di anggap ada oleh anggota keluarganya.