Zee sedang menikmati rokok nya di taman belakang sekolah.
Marsha datang menyusul gadis itu karena ia tau di mana biasanya kakak kelasnya itu berada.
dan benar saja,Zee sedang duduk di bawah pohon yang hanya beralaskan rumput pendek.
"kak Zee." panggil nya.
Zee langsung melihat kebelakang di mana Marsha sedang berdiri memandangi nya.
Zee membuang sisa rokoknya lalu berdiri dan menghampiri Marsha.
"kenapa Sha?" tanya Zee.
"hmm...."
"iya gue tau pasti lo mau minta maaf kan? gue udah maafin lo kok.lagian lo juga nggak salah Sha.yang salah itu gue karena gue udah menaruh hati sama lo selama ini."
"tapi kenapa kak Zee ngehindari aku setiap kita ketemu? aku ada salah sama kak Zee?"
"kan gue udah bilang kalau lo nggak pernah salah.gue cuma mau ngasih lo kesempatan untuk dekat dengan Zean.gue tau lo belakangan ini lagi deket sama kembaran gue.lagian percuma juga kan kalau kita pacaran? kita se gender Sha.jadi nggak akan pernah bisa bersama."
"aku udah pindah apart kak.aku juga mau bilang makasih sama kak Zee karena udah berbaik hati mau bantuin aku malem itu dan ngasih aku tempat tinggal.kak Zee tenang aja,apart kak Zee udah bersih seperti baru lagi kok."
Zee terkekeh mendengar ucapan adik kelas nya ini."iya sama sama.oh iya,selamat ya.kalau Zean jahat sama lo,bilang aja sama gue biar gue patahin leher tu anak."
Marsha tertawa."iya kak Zee."
-
-
-setelah pulang sekolah,Zee langsung menuju ke markas nya.
ia membanting tubuhnya di sofa.
"ngapa lo? kok kusut banget tu muka?" ucap Adel ikut duduk di sebelah Zee.gadis itu membakar rokoknya dan menghembuskan asap nya ke udara.
"Marsha udah jadian sama Zean."
"serius lo?" ucap Olla.
"iya,dia nembak Marsha di lapangan sekolah."
"wah,gentel man juga tu anak.terus lo kaya mana?" tanya Oniel.
"ya nggak kaya mana mana.gue udah nyerah sama Marsha.bagaimana pun dia tetep cintanya sama Zean."
"sabar ae ngab.malam ini mabok nggak?" ucap Olla.
"pasti dong.di apart gue ya."
"sip dah."
keempat gadis itu pun sama sama menikmati rokok mereka sambil bercerita ringan.
hingga malam pun tiba,Zee belum juga pulang kerumah.gadis itu masih memakai baju sekolah nya.
banyak pesan dan telfon masuk dari Ashel,tetapi tidak ada satu pesan pun yang di balas oleh gadis itu.
ke empat gadis itu kini sudah berada di apart Zee dengan berbagai macam minuman alkohol yang sudah terhidangkan di atas meja.
Zee masuk kedalam kamar nya untuk sekedar mengganti baju.
"besok lo sekolah Zee?" tanya Oniel.
"tergantung." ucap Zee mendaratkan kembali pantat nya di sofa panjang yang bersebelahan dengan Adel.
Adel mulai menuangkan minuman alkohol itu kedalam empat gelas kecil.
"gue mau wine yang ini dong." ucap Zee menunjuk botol alkohol yang memiliki kadar alkohol yang tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak di anggap
Randomkisah seorang gadis yang tidak pernah di anggap ada oleh anggota keluarganya.