Zean membuka pintu kamar Zee begitu saja.ia dapat melihat kembarannya itu masih tertidur dengan di baluti oleh selimut tebal.
Zean tersenyum tipis melihat kembarannya seperti bayi.ia melihat kondisi Zee yang masih sangat memprihatinkan.ia pun duduk di pinggir kasur sambil mengelus pucuk kepala Zee.
gadis itu merasa sangat terganggu karena elusan di pucuk kepalanya.ia pun membuka matanya walaupun masih terasa sangat mengantuk.
betapa kagetnya ia melihat Zean sudah duduk di sampingnya dengan senyuman yang sangat manis.Zee membenarkan posisinya.
"pagi,gimana kondisi lo?" ucap Zean.
"udah mendingan.kabar Acel kaya mana Ze."
"Acel udah mendingan juga.dia juga udah melewati masa kritis dan tinggal nunggu sadar doang.tapi hari ini Acel harus operasi pemasangan pen di tulang rusuk dan tulang paha karena patah."
"ah,syukur deh kalau dia udah membaik."
Zean mengangguk."oh iya,bibi udah ceritain semua kejadian tadi malem sama gue."
Zee hanya diam saja.Zean pun menyandarkan punggungnya pada dashboard kasur Zee.
"sini tiduran di paha gue.gue mau ngelus kepala lo." ucap Zean.
Zee pun menuruti perintah kembarannya.ia menjadikan paha Zean sebagai bantalan.
Zean terus menatap wajah Zee yang masih terlihat sangat jelas memar memar.
"coba ceritain sama gue gimana kejadiannya." ucap Zean.
"gue nggak tau apa apa,sumpah.bahkan gue nggak tau kalau Acel ikut nyusul ke sirkuit.gue juga nggak ada bilang mau kesana sama dia.waktu gue udah selesai tanding,gue ngelihat ada dua ambulan.gue nggak kefikiran kalau itu Acel.gue malah mikirnya itu peserta balapan yang terjatuh.terus tiba tiba gue dapet telfon dari lo,dan lo bilang kalau Acel kecelakaan karena nyusul gue kesana."
"hm..pasti ada yang bilang ke Acel nih."
"tanyain noh cowok nya si Aldo Aldo itu.dia kan anak tongkrongan sana juga.dia juga sering ikut balapan.mungkin dia ngelihat gue ada di sana dan ngelapor ke Acel."
"masuk akal juga.nanti gue tanya sama dia deh."
Zee mengangguk saja sebagai jawaban.
setiap kali gadis itu bergerak,Zean mendengar suara ringisan yang keluar dari mulut kembarannya ini.
"perutnya masih sakit ya?." tanya Zean yang lagi lagi hanya mendapatkan anggukan dari Zee.
"boleh gue lihat?"
Zee membuka selimut tebal yang dari tadi menutupi tubuhnya yang hanya terbaluti oleh sport bra dan juga celana pendek.
Zean dapat melihat memar yang sangat besar dan membiru di perut kembarannya itu.
"gue bantu kompresin lagi ya." ucap Zean.
Zee menutup kembali tubuhnya."udah,nggak usah.nanti biar gue sendiri aja.atau minta bantuan sama bibi."
"ya udah deh.tapi sarapan ya?.gue suapin.please kali ini jangan tolak gue."
"sarapannya nanti aja.gue masih belum laper.mau kaya gini dulu."
Zean sedikit terkekeh.ia mengelus pucuk kepala Zee dengan sangat lembut.ia masih terus melihat Zee memejamkan mata dan meringis saat ia merubah posisinya.
"sakit banget ya?."
Zee mengangguk saja.
"gue takut." ucap Zee.
Zean metapa mata indah dan tajam itu dengan penuh kelembutan."takut kenapa?"
"gue takut kalau seandainya gue nggak bisa bertahan lebih lama lagi disini."
"memang nya lo mau pergi?.jangan ngaco ah.nggak lucu tau."
"gue serius.kalau gue pergi,ada nggak ya yang tangisi kepergian gue?."
"gue nggak suka denger omongan lo kaya gini."
"gue capek Ze,gue capek sama semua nya.di keluarga ini selalu gue yang salah.bahkan di kejadian yang gue nggak tau apa apa kaya gini aja,masih gue yang kena."
"mama papa marah itu karena mereka tau nya Acel nyusulin lo kesana.mangkanya mereka ngiranya lo yang ngajak."
"tapi kenapa nggak tanya baik baik dulu sama gue.kalau mereka nanya baik baik,kan gue bisa jelasin semua kejadiannya." kini air mata Zee sudah mengalir.air mata ini sudah ia tahan dari tadi malam dan akhirnya runtuh juga di hadapan kembarannya.
"gue sakit Ze,mental gue hancur,masa depan gue nggak jelas,dan gue juga bukan anak yang di harepin keluarga ini.jadi,untuk apa gue bertahan?."
"gue benci banget sama omongan sampah lo ini.mana Zee yang kuat itu?,mana Zee yang nggak pernah terlihat lemah?.dan mana kembaran gue yang paling berani?"
"kali ini gue mau jadi Zee yang lemah,Zee yang penakut,Zee yang lo sebutin itu udah capek.dia mau istirahat sebentar.dia cuma mau punya hidup yang tenang dan indah.Zee yang lo sebut itu cuma mau keluarga yang harmonis dan sayang sama dia kaya apa yang selalu di bayanginnya selama ini.jadi,kalau gue nggak bisa di anggap ada di rumah ini,kenapa gue harus bertahan Ze."
"kalau keluarga ini nggak nganggep lo ada,setidaknya lo harus berguna untuk orang lain.yang mau nganggep lo ada bukan cuma masalah keluarga doang.masih banyak yang butuh lo,mungkin temen temen lo,sahabat lo,orang orang yang kenal sama lo atau bahkan pacar lo kalau lo punya pacar.mereka membutuhkan lo termasuk gue.lo dan gue itu satu.kalau lo nggak ada,gue pasti juga nggak akan ada.gue tau semua perasaan lo,gue tau apa yang sedang lo alami. contoh nya kaya tadi malem,lo fikir gue nggak ngerasain sakit kaya apa yang lo rasa waktu lo di pukul papa?. walaupun gue nggak ngelihat lo,gue juga nggak di pukul papa,tapi gue ngerasain juga apa yang lo rasa Zee.itu artinya gue sangat membutuhkan lo.kalau keluarga ini nggak butuh lo,setidaknya jadilah kebutuhan orang lain.jangan pernah ngerasa sendiri.disini ada gue,ada Acel,ada sahabat sahabat lo yang akan terus selalu menemani lo Zee."
Zee menghapus air matanya kasar.
"gue cuma mau mama papa doang.gue cuma mau ngerasain jadi lo,jadi Acel yang selalu di sayang.gue juga butuh itu Ze sebagai anak.ini bukan tentang orang lain,tapi ini tentang gue,mama dan papa."
Zean menghapus air matanya.pemuda itu juga ikut menangis.
"sekarang terserah lo mau ngelakuin apa.gue bebasin,tapi kalau lo ngelakuin hal nekat dengan mengakhiri hidup lo,gue ikut.seandainya gue nggak ikut lo,gue pasti akan ngerasa tersiksa banget di sini karena setengah jiwa gue udah mati, sementara setengah nya lagi harus mati matian bertahan.gue nggak bisa...gue nggak bisa Zee."
Zee terdiam dengan isakan tangisnya.kedua anak kembar itu sama sama merasakan kesedihan.
"oke,gue akan berusaha untuk bertahan.tapi kalau seandainya gue capek gimana?." tanya Zee.
"kalau lo capek,lo boleh kok istirahat.lo boleh ngeluh sama gue,lo boleh nangis di depan gue.sekarang ini kita nggak lagi lomba atau apapun.jalani hidup dengan santai.nikmati setiap rintangan yang lo alamai.semua manusia pasti ada cobaan,semua manusia pasti merasakan kesedihan dan di balik kesedihan itu pasti akan ada kesenangan.mulai sekarang belajar lah untuk ikhlas.kalau takdir lo sekarang kaya gini,ya udah ikhlasin.karena ini memang udah jalan hidup lo.nikmati aja,semua akan indah pada waktunya.tuhan pasti udah nyiapin hal yang buat lo bahagia di depan sana. walaupun bukan sekarang,bisa jadi besok,tahun depan, atau bahkan bisa juga beberapa jam lagi.kita nggak akan pernah tau kebahagiaan itu kapan terjadi.begitu juga dengan kesedihan.kunci dari semuanya cuma ikhlas dan sabar."
Zee mengangguk sambil tersenyum tipis ke arah Zean.hatinya juga terasa sedikit lebih tenang setelah mendengar perkataan kembarannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak di anggap
Randomkisah seorang gadis yang tidak pernah di anggap ada oleh anggota keluarganya.