sudah satu bulan dari pasca koma Zee berada di rumah sakit,akhirnya kini ia sudah di perbolehkan untuk pulang.
Gracia,Sean,Ashel dan juga Zean tentunya merasa sangat senang.sedangkan Zee hanya merasa biasa saja saat mendengar kalau dirinya sudah di perbolehkan untuk pulang.dalam fikirannya,ia sedang membayang kan bagaimana bentuk rumah nya,bagaimana keadaan kamarnya,dan bagaimana keadaan sekeliling rumahnya. apakah ramai? atau sepi seperti apa yang selalu ia bayangkan.pasalnya Ashel dan Zean selalu bercerita kalau rumah mereka berada di dalam komplek perumahan.ia jadi merasa penasaran.
di dalam mobil alphard putih itu terdapat Gracia,Sean, Ashel,Zean dan juga Marsha.Zean lah yang sudah mengajak Marsha untuk ikut menjemput Zee di rumah sakit.
selama Zee di rumah sakit,Marsha sangat sering berkunjung.walaupun Marsha sering berkunjung,Zee masih tidak tau siapa Marsha.ia tidak pernah mengajak gadis itu untuk bercerita.
sepanjang perjalanan,Zee hanya melihat ke arah luar jendela.ini semua masih terasa asing bagi nya.ia menghiraukan suara suara yang ada di dalam mobil ini.
"sayang,kita nyari makan dulu gimana?." ucap Gracia yang duduk di sebelah Sean.pria paruh baya itu melihat sekilas ke arah istrinya lalu kembali fokus pada jalanan yang cukup ramai di siang hari ini.
"boleh.mau makan apa ini?." tanya Sean.
"hmm...apa ya yang enak?." ucap Gracia terlihat sedang berfikir.
wanita itu melihat ke kursi penumpang bagian belakang yang di isi oleh Zee,Zean,Ashel dan juga Marsha.
"kalian mau makan apa sayang?." tanya Gracia kepada anak anak itu.
"makan yang bisa di makan sama Zee juga lah." ucap Ashel.
"iya kita mau makan apa Acel ku sayang." ucap Zean.
Ashel melihat ke arah Zee yang berada di sebelahnya."kamu mau makan apa Zee?." tanya nya.
"nggak tau.aku nggak tau apa yang aku suka."
"hmm...makan sushi aja mau nggak?.gimana om,tante? kan sushi ada yang salmon.ya setidaknya nggak mengandung daging dagingan kan?." ucap Marsha memberikan pendapatnya.
"gimana sayang?." tanya Gracia kepada suaminya.
"kalau aku mah setuju aja yang.anak anak gimana,setuju nggak?." ucap Sean tanpa mengalihkan penglihatannya dari jalanan.
"aku setuju." ucap Ashel.
"aku juga.kalau ayang Maca yang ngasih pendapat, aku pasti akan selalu setuju." ucap Zean.
Ashel memutar bola matanya malas.kakak laki laki nya ini terlihat sangat bucin sekali.sedangkan Sean dan juga Gracia hanya terkekeh melihat tingkah anak mereka yang satu itu.
"kamu mau kan Zee?." tanya Gracia.
"bebas aja.aku nggak tau bagaimana bentuk sushi itu.jadi ayo ayo aja."
mereka pun tersenyum.Sean pun menjalankan mobil alphard nya menuju ke salah satu restoran Jepang langganan mereka.
kini Sean beserta keluarganya sedang menunggu pesanan mereka datang.
sedari tadi Zean tidak henti hentinya bercerita bahkan tertawa bersama Marsha.mama dan papa nya juga sibuk dengan ponsel mereka masing masing.kalau Ashel sudah di pastikan sedang melihat lihat aplikasi belanja online yang Zee sendiri tidak tau adiknya mau belanja apa.sedangkan Zee hanya melihat orang orang yang ada di sekeliling nya.ia masih merasa sangat bingung dengan semuanya.ini masih terasa sangat asing baginya seolah olah ia baru di lahirkan kembali.apa kehidupan orang orang di luar seperti ini ya? terlihat sangat sibuk sekali fikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak di anggap
Aléatoirekisah seorang gadis yang tidak pernah di anggap ada oleh anggota keluarganya.