65

750 58 2
                                    

sore ini Adel mengajak Zee ke pantai.gadis itu masih tidak menyangka kalau Adel mengajak nya kesini.

"aku mau lihat sunset sama kamu." ucap Adel.

Zee hanya menampakkan senyumannya.ia menggenggam tangan Adel lalu mengajak gadis itu untuk duduk di tepi pantai.

mereka sama sama memandang ke arah lautan yang sangat luas.

Adel selalu takjup melihat wajah cantik Zee kalau setiap di terpa angin.apalagi sekarang ini adalah angin pantai.cantiknya nambah berkali kali lipat.

"Zee." panggil Adel.

Zee langsung melihat ke arah Adel."hm?."

"kalau seandainya kita nikah,kamu mau nggak?." tanya Adel.

"mau."

seketika senyuman Adel mengembang menampakkan senyuman manis nya.

ia mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah.Zee kaget melihat hal itu.ia sangat tau kalau kotak itu berisikan sebuah cincin.pasalnya ia yidak kefikiran kalau Adel akan melamar nya secepat ini.

Adel membuka kotak berwarna merah itu di hadapan Zee yang masih diam mematung.

"maaf kalau lamaran ini nggak romantis kaya apa yang kamu mau.tapi,untuk sekarang aku mau lamar kamu lebih dulu disini.besok baru aku lamar kamu di hadapan mama dan papa kamu." Adel terdiam sejenak untuk mengatur detak jantung nya yang berdegup sangat kencang.walau pun ia dan Zee sudah lama berpacaran,tetapi degub jantungnya masih sama seperti dulu.

"Zee,kita udah kenal lama banget.dan kita pacaran juga udah lama walupun kita sempet putus.perasaan aku sama kamu semakin hari semakin bertambah.aku sayang banget sama kamu Zee,aku juga cinta banget sama kamu.aku nggak mau kehilangan kamu untuk yang ke dua kali nya.aku mau menempuh hidup baru sama kamu sampai kita tua nanti." Adel kembali mengatur jantung nya yang berdetak lebih cepat.ia juga membuang nafas beberapa kali agar lebih rileks.

"Zee,kamu mau kan menikah dengan aku?.kita buat keluarga kecil yang indah kaya apa yang kita impikan dari dulu.aku mau terus ada di samping kamu walau dalam keadaan apapun.aku nggak perduli kamu penyakitan atau apapun itu seperti yang kaya kamu bilang waktu itu,dan aku nggak perduli semua kekurangan kamu.tapi yang aku mau cuma kamu seutuhnya ada di samping aku."

Zee masih mematung di hadapan Adel.ia melihat cincin berlian yang sangat indah itu bersinar karena terkena pantulan cahaya matahari yang mulai terbenam.

"Zee.." panggil Adel lagi.

seketika Zee pun tersadar dari lamunannya.ia menghembuskan nafasnya kasar.

"kamu masih ragu ya sama aku?." ucap Adel.

Zee menggelengkan kepalanya sambil tersenyum."aku nggak pernah ragu sama kamu.aku mau kok menikah sama kamu.aku mau kita buat keluarka kecil yang bahagia kaya apa yang kita impikan dari dulu."

seketika Adel langsung tersenyum sangat lebar.ini seperti mimpi baginya.ia tidak menyangka kalau Zee akan menerima lamarannya yang tidak romantis ini dengan sangat cepat bahkan tanpa fikir panjang dulu.

Adel langsung memeluk tubuh kurus Zee lalu menangis di pundak gadis itu.Zee mengelus pundak Adel untuk memberikan ketenangan.

"makasih Zee..makasih kamu udah mau nerima aku menjadi bagian dalam hidup kamu.aku seneng banget." ucap Adel.

"harusnya aku yang berterimakasih sama kamu.kamu udah mau nerima semua kekurangan aku yang aku sendiri aja masih belum nerima semua itu Del."
Adel melepaskan pelukannya.ia menampakkan senyuman yang sangat lebar.Zee membantu Adel untuk menghapus sisa air mata gadis itu.

Tidak di anggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang