sudah beberapa hari ini Ashel di sibukkan dengan kegiatan sekolah yang sangat padat.kedekatannya dengan Aldo masih terus berjalan dengan lancar.bahkan mereka sudah berpacaran.walaupun Aldo menaruh dendam kepada Zee,tetapi ia tidak memiliki sedikitpun niat untuk membalaskan dendam itu kepada Ashel.
malam ini Ashel sedang menunggu kedatangan Aldo karena mereka ingin kerja kelompok bersama.
Zean baru saja turun dari lantai dua rumah nya.ia melihat Ashel sedang duduk di ruang tv sambil menatap serius ponselnya.
"hai cantik." ucap Zean duduk di sebelah Ashel.ia mengecup singkat pipi kanan adik nya itu lalu tersenyum.
Ashel melihat ke arah Zean yang terlihat sudah rapi."kamu mau kemana?" tanya nya pada kakak laki laki nya itu.
"aku mau jemput Marsha.kita mau ke kafe papa."
Ashel hanya ber oh saja sebagai jawaban.
tidak berselang lama,terdengar suara bel yang menggelegar di seluruh ruangan.
bi Sum berjalan tergopoh gopoh untuk membukakan pintu utama itu.
"selamat malam bi.aku Aldo,temen nya Ashel.Ashel nya ada?" ucap Aldo dengan senyuman manis nya.
"oh ada den,non Acel udah nungguin di ruang tv.silahkan masuk."
"makasih bi." Aldo mengikuti bi Sum dari belakang.
di ruang tv itu ia dapat melihat Ashel dan juga Zean yang sedang asik bercerita.
"hai." ucap Aldo sambil menampakkan senyuman yang tidak pernah pudar dari wajah nya.
"hai Al.ayo duduk.bi,tolong buatin minuman ya."
"siap non."
"hai Ze." ucap Aldo.
"hm."
Ashel diam diam menginjak kaki Zean agar kakak nya ini bersikap lebih ramah lagi.
"hai Al.ya udah kalau gitu Cel,aku mau cabut dulu ya."
"iya hati hati kamu."
"siap." Zean mengecup lagi pipi kanan Ashel dan berlalu dari hadapan Ashel dan juga Aldo.
Ashel dan Aldo pun langsung memulai belajar mereka dengan di selingi oleh candaan.
saat sedang asik mengerjakan tugas,terlihat seorang gadis yang baru saja datang.jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.dari mana saja Zee seharian ini?
"Zee." panggil Ashel.gadis yang merasa terpanggil pun langsung melihat ke arah sumber suara.
ia menatap Ashel dan Aldo dengan wajah datar nya.terlihat mata dan wajah gadis itu sudah merah.seperti nya Zee dalam keadaan di pengaruhi oleh alkohol.
"gue pusing." ucap Zee berjalan begitu saja meninggalkan adik nya itu.
"itu Zee lagi mabok ya?" tanya Aldo.Ashel mengangguk sebagai jawaban.
"iya,Zee memang udah jadi pecandu alkohol dari lama.setiap pulang kerumah selalu begitu"
"sekarang kegiatan Zee apaan?" tanya Aldo.
"bantuin papa mama aku.kadang dia bantuin papa di kantor,kadang juga bantuin mama di rumah sakit."
"Zee nggak sekolah?"
Ashel menggeleng sambil tersenyum tipis."semenjak kejadian dia nonjokin kamu,dia di keluarin dari sekolah.di rumah dia di pukul habis habisan sama mama papa dan mereka mutusin Zee untuk nggak usah sekolah lagi."
"kenapa? apa karena Zee di suruh ngebantu papa mama kamu kerja?"
"bukan,lebih tepat nya sih Zee selalu buat mama dan papa aku marah.dia setiap hari selalu pulang dalam keadaan mabuk kaya tadi,pulang kerumah larut malem banget,suka balapan nggak jelas,suka ke bar,pokoknya nakal banget deh.tapi dia ngelakuin semua itu agar mama dan papa ngelirik dia.dari kita kecil,Zee nggak pernah dapetin kasih sayang dari mama papa.dia selalu di beda bedakan antara kita ber tiga."
Aldo terdiam mendengar ucapan Ashel.
"heh,kok melamun sih.ayo lanjutin tugas nya.nanggung dikit lagi ini."
Aldo mengangguk sambil tersenyum ke arah Ashel.mereka pun melanjutkan mengerjakan tugas itu.
sementara di kamar Zee,gadis itu langsung membanting tubuhnya di sofa yang ada di kamar nya.kepalanya terasa pusing akibat alkohol.
ia mengeluarkan sebatang rokok yang di berikan oleh Adel.rokok ini bukan lah rokok biasa.lagi lagi ia menghisap ganja yang sudah di linting oleh kertas.
fikirannya sangat tenang setelah mengkonsumsi benda ini.Zee sudah sangat ketagihan.
ia menghembuskan asap rokok itu ke udara dengan penuh kenikmatan.
Gracia dan Sean baru saja sampai di rumah.
"eh,anak mama lagi belajar bareng ya." heboh Gracia.
"iya ma.aku lagi kerja kelompok.oh iya,kenalin ma,pa,ini Aldo temen sekolah aku."
"waah,hai Aldo." ucap Gracia.
"hai tante.hai om."
"hai Al."ucap Sean.
"eh bentar deh,nama Aldo kaya pernah mama denger.tapi dimana ya?" ucap Gracia.
"itu loh ma,cowok yang di tonjok sama Zizi di sekolah." ucap Ashel.
"oh yang sampai masuk rumah sakit itu ya?." ucap Gracia.
"iya tante."
"aduuh,tante minta maaf banget atas perlakuan Zee sama kamu ya Al.Zee itu anak nya memang berandalan banget.dia anak yang nggak bener itu."
"mama.." ucap Ashel.
"kenapa sih Cel,kan yang mama omongin bener. ya kan pa?"
Sean hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Zee pasti baru pulang ya? pasti mabok lagi ya?"
Ashel juga menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"adduhh...tuh kan apa mama bilang.anak nya udah nggak bener dari dulu."
"sayang,udah ah.nggak baik kaya gitu di depan temen nya Acel." ucap Sean.
Gracia hanya menampakkan cengirannya saja."maaf ya Aldo."
"nggak papa tante."
"eh,anak ganteng mama kemana? kok mama nggak lihat ya?"
"baru aja pergi kerumah Marsha.mereka mau nongkrong di kafe papa."
"ohh ya udah deh kalau gitu.mama sama papa mau ke kamar dulu.Al,tante masuk dulu ya.belajar yang bener."
"iya tante."
Sean dan gracia pun pergi dari hadapan Ashel dan Aldo.
-
-
-
matahari pagi sudah menampakkan kembali cahayanya.hari ini adalah weekand dan itu tandanya semua urusan kantor dan juga sekolah libur."ma...mama...pa...papa." teriak Ashel sambil turun dari lantai atas.
Sean dan juga Gracia yang sedang bersantai di tepi kolam berenang samping pun langsung masuk untuk memastikan keadaan anak nya kesayangannya yang berteriak itu.
"kenapa sih sayang? bikin mama kaget aja tau nggak.kirain kamu kenapa napa." ucap Gracia.
"ma,ayo cari sarapan di luar." ajak Ashel.
"ayo.Zean mana?" ucap Sean dengan cepat.
"masih di atas.paling bentar lagi dia juga turun."
"pagi ma,pa." ucap Zean sambil menuruni anak tangga.
"nah kan aku bilang juga apa." ucap Ashel.
Zean menaikkan sebelah alisnya."ada apaan?"
"nggak ada apa apa.ini,Acel ngajakin sarapan di luar."ucap Sean.
"ayok,aku setuju tuh" ucap Zean.
"eh tapi Zizi belum bangun.bentar aku bangunin dulu ya ma,pa." baru saja kaki Ashel ingin melangkah untuk menaiki anak tangga lagi,tetapi tangannya sudah di genggam oleh Gracia.
"lama banget,kita kita aja.ntar Zee bisa nyari sarapan sendiri.atau bisa minta tolong sama bibi buat masakin nanti." ucap Gracia.
tanpa menunggu jawaban dari Ashel,Gracia sudah menarik tangan Ashel.gadis itu hanya dapat menghela nafas kasar dan pasrah.akhirnya mereka berempat pun pergi untuk mencari sarapan pagi sekalian hitung hitung menikmati cuaca pagi ini yang sangat cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak di anggap
Diversoskisah seorang gadis yang tidak pernah di anggap ada oleh anggota keluarganya.