21

562 45 5
                                    

beberapa minggu sudah berlalu...

semenjak kejadian malam itu,Zee jadi jarang pulang kerumah.gadis itu memilih untuk tinggal di apart nya sendiri.

malam ini Ashel memutuskan untuk mengunjungi apart Zee.kakak nya itu sudah dua hari belum pulang kerumah.itupun waktu itu ia yang maksa Zee untuk pulang.

"aku pergi sebentar ya ma." ucap Ashel berpamitan kepada Gracia yang sedang melihat layar laptopnya di ruang tv.

"eh,mau kemana sayang malem malem gini? perginya sama Zean nggak?" ucap Gracia.

"aku ada perlu sebentar kok ma.lagian aku di anter pak Didi.nanti kalau aku udah mau pulang,aku telfon pak Didi nya lagi biar nggak terlalu lama banget nungguin aku."

"ya udah kalau gitu kamu hati hati ya."

"iya ma."

Ashel pun mengecup pipi Gracia lalu tersenyum.

"bye ma."

"bye sayang."

-
-
-

mobil alphard putih itu kini sudah sampai di depan gedung pencakar langit yang sangat jarang ia datangi.

"pak Didi pulang aja,nanti kalau urusan aku udah selesai,aku telfon bapak kok."

"siap non."

"tapi pak Didi jangan bilang ke mama papa ataupun Zean ya kalau aku kesini."

"iya,pak Didi ngerti kok non."

"oke,makasih pak Didi."

"sama sama non Ashel."

Ashel pun keluar dari mobil dan langsung melangkahkan kaki nya masuk kedalam gedung pencakar langit itu.

ia sengaja tidak memberi tau Zee kalau hari ini ingin berkunjung.

saat sudah sampai di depan unit apart Zee,Ashel pun langsung membuka pintu unit itu.

betapa kaget nya Ashel saat melihat kakak dan ke tiga teman kakak nya itu sedang dalam keadaan mabuk.sepertinya keempat gadis ini sedang mengadakan pesta alkohol.

ruangan ini di penuhi oleh aroma alkohol yang sangat menyengat di indra penciuman.di atas meja kaca itu terlihat banyak sekali tumpukan tumpukan botol alkohol yang sudah kosong ataupun yang masih tersegel.

begitu juga di lantai,sisa sisa rokok dan juga sampah berserakan di mana mana.apartement ini sudah bukan lagi seperti apartement pada umumnya.ruangan ini sudah seperti club malam.

"Zee...hei Zee." ucap Ashel menepuk pelan pipi Zee yang masih sedikit sadar.

Zee berusaha membuka matanya."aaa...apa? lo siapa?Marsha ya? kemana aja Sha? gue sayang sama lo.gue cinta sama lo Sha.kenapa lo malah pacaran sama Zean." ucap Zee tanpa sadar.

Ashel menghembuskan nafasnya kasar.ia mencoba untuk membantu Zee menuju ke kamar.

setelah penuh dengan perjuangan memindahkan Zee ke kamar,ia membaringkan tubuh Zee yang lemah itu.

Ashel juga berinisiatif untuk mengganti baju Zee karena baju kakak nya itu sudah bau alkohol juga.

Zee hanya pasrah saja atas perlakuan Ashel.tetapi,kali ini di bayangannya ia melihat bahwa Marsha lah yang sedang menggantikan baju nya.

Zee tersenyum miring,ia bangkit dari tidurnya dan langsung menangkup kedua pipi Ashel.gadis itu terlihat bingung.kenapa dengan kakak nya ini?

"Sha,kamu cantik banget malem ini.ayo main sama aku Sha.aku janji nggak akan kasih tau Zean deh." ucap Zee menarik kepala Ashel agar lebih dekat lagi.

Tidak di anggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang